Hidup didunia ini adalah seperti orang mampir ke suatu tempat dalam sebuah perjalanan panjang untuk beristirahat sejenak. Kalau kita menilik kebelakang akan terasa bagi kita bahwa umur telah dilalui begitu saja dan terasa amatlah singkat.
Orang yang sudah berumur 20 tahun duapuluh tahun yang sudah terleweti begitu singkat, orang yang sudah berumur 30 tahun menganggap bahwa ia baru saja lulus dari sekolah menengah atas dalam beberapa tahun lalu, orang yang sudah berumur 40 tahun merasa bahwa ia barusaja memulai kehidupannya, dan mungkin masih banyak anggapan-anggapan lain tentang waktu yang sudah dilewati.
Berbeda dengan orang yang belum melewati waktu demi waktu, hari demi hari, umur demi umur. Mereka merasa untuk mencapai umur tiga puluh tahun masih harus menempuh banyak waktu, untuk menempuh umur empat puluh tahun masih terasa jauh, dan masih banyak perasaan-perasaan yang menunjukkan bahwa kita masih punya banyak waktu dalam persinggahan kehidupan dunia ini.
Coba kita lihat sekeliling kita, kita lihat anak-anak kita atau anak-anak tetangga yang tadinya masih kecil belum bisa berjalan, secara berangsur-angsur ia sekarang sudah tumbuh dan berkembang dan mungkin sudah bisa bermain dengan teman-teman sebayanya. Cobalah lihat ibu-bapak kita, yang dulu rambut mereka berdua masih ditutupi oleh mahkota berwarna hitam, sekarang coba lihat sudah mulai pudar warna hitam tersebut termakan oleh usia. Cobalah kita lihat tetangga-tetangga kita, yang pada lebaran tahun lalu masih bertemu dengan kita, sekarang ?????, mereka telah mengikuti jadwal pemberangkatan lebih awal dari kita untuk perjalan selanjutnya. Selanjatnya tinggal giliran kita ……….
Kita merasa bahwa waktu terasa berhenti untuk diri kita, kita bahwa kita masih sama antara yang dulu dan sekarang, kita masih merasa sebagai anak kecil jika bertemu dangan ibu-bapak dan kakak-kakak kita, padahal ibu-bapak dan kakak-kakak kita memandang kita bahwa kita sudah beranjak dewasa.
Wahai para diri, sadarlah bahwa waktu terus bergulir dari detik kedetik, dari menit kemenit, dari jam kejam, dari hari kehari dan seterusnya. Tiada waktu yang tertunda dan berhenti pada diri kita. Usia kita tanpa terasa bertambah seiring berjalannya waktu, yang menunjukkan jatah usia kita berkurang dalam peristirahatan ini ini.
Silahkan kita berkaca, lihatlah dan hitunglah sudah berapa surat dari Alloh yang mengingatkan kita bahwa waktu kita beristirahat tigal beberapa waktu lagi. Tanda – tanda pada diri seorang manusia yang merupakan signal dari Alloh sang Kholik yang memberikan informasi dan rambu-rambu bahwa kita tidak lama lagi harus melanjutkan perjalanan yang panjang ini.Layaknya informasi yang disampaikan di bandara, terminal atau pelabuhan saat pesawat, bus atau kapal akan segera berangkat berangkat dan kita adalah salah satu dari sekian banyak penumpang akan mengikuti jadwal pemberangkatan pada jadwal itu.
Maka wahai saudara seiman marilah kita sering untuk merenungi kehidupan kita ini, kita akan merasa bahwa Alloh itu maha kasih terhadap kita, maha Sayang terhadap kita jika kita sudah bisa menangis baik dalam hati maupun secara dhohir dalam merenungi kehidupan ini.
Biarkan air mata kita mengalir deras dan jatuh kebumi. Memang seperti itulah seharusnya kita. Kita harus sering memuji dan beristighfar atas apa yang sudah kita lakukan dan sudah diberikan Alloh kepada kita dalam masa peristirahatan ini. Kita mungkin lebih banyak menggunakan waktu istirahat ini bukan untuk mempersiapkan perjalanan selanjutnya. Tapi kita menghabiskan tenaga untuk mencari kesenangan pada waktu istirahat, sehingga kita tidak punya bekal baik secara material maupun spiritual untuk menjalani perjalanan kehidupan selajutnya.
Mumpung Alloh masih memberikan kesempatan pada kita untuk menggaunakan waktu yang masih tersisa, marilah kita semaksimal mungkin untuk menggunakannya seefektif mungkin, semaksimal mungkin. Perbanyaklah beristighfar atas kesalahan yang telah lalu, dan perbanyaklah beramal untuk bekal perjalanan selanjutnya.
Semoga tulisan yang ringan ini dapat mengingatkan kita semua untuk senantiasa memanfaat waktu yang tersisa hanya untuk Alloh Illahi Robbii.
Ya Alloh dengan penuh kerendahan kami memohon bimbinganMu agar kami mampu untuk mengabdi dan berjuang mencari ridho Mu. Amin
3 syawal 1429 H
1 komentar:
Benar sekali!!! di dunia ini tak ada sesuatu yang abadi nan kekal semua akan menghilang seiring berjalanya waktu
Posting Komentar