Selasa, 25 November 2008

BERSYUKURLAH KITA

Alhamdulillah,segala puji bagi Alloh yang telah memberikan kepada kita nikmat yang tak terhitung jumlahnya,dan tak akan mampu kita menghitungnya. kali ini saya ingin menulis sebuah perenungan singkat tentang segala nikmat yang telah diberikan Alloh kepada kita.

Tidaklah patut bagi kita jika kita sudah menikmati segala apa yang telah diberikan oleh Alloh lalu kita termasuk kedalam orang - orang yang durhaka dan orang - orang yang ingkar atas nikmat - nikmat tersebut.

Kita sering lupa bahwa kita sudah banyak menggunakan nikmat yang telah diberikan kepada kita dalam kehidupan sehari-hari, dan bahkan kita mungkin hanya ingat dikala kita kehilangan nikmat tersebut dari diri kita.

Ya Alloh tidak banyak yang dapat hambamu lakukan untuk mengekspresikan penuh kesyukuran atas nikmat yang telah engkau berikan, dan tanpa nikmatmu pula kami tak akan mampu untuk mensyukuri nikmat - nikmat lain yang engkau berikan kepada kami, maka bimbinglah kami agar kami mampu untuk menjadi orang yang bersyukur kepada Alloh, kepada dzat yang wajib kita bersyukur kepadanya, yang telah memberikan kasih sayangNya kepada kita semua, sehingga walaupun kita kadang - kadang lalai Dia tetap mencurahkan nikmatnya kepada kita semua.

Ya Alloh janganlah engkau biarkan hambamu ini terjerumus kedalam jurang keingkaran atas nikmat - nikmatmu. bimbinglah kami untuk kembali kepada jalan yang lurus jika kami mulai mendekati jurang kekufuran.

Semoga dengan tulisan ini bisa mengingatkan kita bahwa betapa seharusnya kita menjadi orang bersyukur. Semoga Alloh meridhoi kita. Amin.

Kamis, 06 November 2008

Nikmati Proses Ikhtiarmu

assalamu'alaikum wr. wb.

kali ini saya mengutip tulisan dari guru kita KH. Abdullah Gymnastiar semoga Alloh membimbing beliau, yang membahas tentang perjuangan kita dalam melawan syetan. semoga bermanfaat.

Oleh : KH. Abdullah Gymnastiar

Saudaraku yang baik, ketahuilah, syetan itu berupaya menghancurkan amal kita pada tiga bagian, yakni sebelum, sedang, dan sesudah. Sebelum beramal ditipu olehnya supaya kita mengurungkan niat untuk beramal. Ketika sedang beramal, ditipu olehnya supaya amal kita tidak sempurna. Ketika sudah beramal pun, ditipu olehnya supaya kita riya dan ujub, ingin amal itu dilihat dan dipuji orang.

Hendaknya kita amat waspada menghadapi tipuan-tipuan syetan semacam ini. Kita harus menjaga sekuat-kuatnya ketiga moment amal tersebut. Dan kuncinya adalah sempurnakan ikhtiar baik saat berniat, saat melakukan, maupun saat amal itu selesai ditunaikan.

Manakala terdengar adzan dikumandangkan dari masjid, waspadalah syetan akan segera menasehati, “Tunggulah barang sebentar lagi sampai adzan selesai. Lagi pula di masjid itu telah biasa tadarus Al-quran dulu sebelum qomat.” Segera tepiskan bisikan itu dan pergilah ke masjid! Karena, boleh jadi umur kita akan berakhir begitu adzan selesai. Kalau tidak segera shalat, bahaya. Bisa-bisa kita su'ul khatimah.

Ketika sampai di masjid, waspadalah syetan akan kembali menasehati, “Duduknya dekat pilar saja supaya bisa bersandar kalau mengantuk.” tidak! Shaf pertama adalah shaf yang paling utama. Kejar dan sempurnakan ikhtiar kita!
Ketika usai mendirikan shalat, waspadalah pula syetan tak akan lelah untuk menasehati. Mungkin kali ini dengan mengutip guyonan teman, “Ayo, jangan sampai telat dua kali. Kalau datang telat, maka pulangnya jangan sampai telat juga. “Tidak! Lawan! Terjanglah godaan itu dengan cara menyempurnakan shalat kita dengan wirid, dzikir, doa, dan shalat sunnah ba'diyah (kalau ada).



Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusuk dalam shalatnya dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada guna. (QS. Al Mu'minuun (23): 1-3)


Manakala melihat orang-orang lain bergegas keluar dari masjid begitu usai shalat, hati-hati. Syetan tak akan sungkan membisiki hati, dengan perasaan ujub dan takabur. Hati pun serta merta akan menggerundel. “Lihat orang-orang itu benar-benar tergoda oleh syetan. Mungkin, imannya lagi lemah.” Ini meremehkan orang lain. Justeru kita ternyata yang terjebak oleh tipu daya syetan.

Pendek kata, peliharalah agar kita tidak menjadi riya, dan sombong dengan amal-amal kita. Caranya dengan menikmati ikhtiar yang sungguh-sungguh dalam menyempurnakan setiap amalan kita.

Tampaknya amalan-amalan yang demikianlah yang akan membuat Allah mengaruniakan ilmu lanjutan, yakni ilmu yang sebelumnya tidak kita ketahui. Ini hikmah lain dari ikhtiar yang sungguh-sungguh dalam menyempurnakan setiap amal. Karena. “Barangsiapa mengamalkan ilmu yang diketahuinya dengan sebaik-baiknya, niscaya Allah akan mewariskan kepadanya ilmu yang lain yang belum diketahuinya.”
Jadi, kalau kita ingin menjadi ahli ilmu yang luas, maka kuncinya adalah dengan berjuang menjadi ahli amal yang disempurnakan dan dijaga mutunya. Jangan tergiur oleh banyaknya amal, tetapi rindukanlah bisa menyempurnakan amal-mal kita.