Sabtu, 06 September 2008

ALANGKAH ROMANTISNYA RASULULLOH

Suatu malam Baginda Rasulullah SAW dan istrinya Sayidatina Aisyah r.ha. berdiri di depan rumahnya sambil memandang keindahan langit ciptaan Allah SWT. Sayidatina Aisyah r.ha. bertanya kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah SAW, pahala siapakah sebanyak bintang-bintang di langit itu. Di dalam hatinya sayidatina Aisyah r.ha. menebak pahala sebanyak ini pasti pahala bapaknya. "Pahala sebanyak ini adalah pahala sahabatku Umar (r.a.)", jawab Rasulullah SAW. Sayidatina Aisyah r.ha. terkejut, lalu ia bertanya, "ya Rasulullah SAW bagai mana dengan bapakku?". Rasulullah SAW tersenyum kepada istrinya sambil Beliau SAW berkata, ketahuilah istriku, satu hari penghijrahan Abubakar (r.a.) bersamaku pahalanya lebih banyak dari pahala Umar (r.a.) dan keluarganya sampai hari kiamat.

Lihatlah bagaimana Rosululloh berbincang-bincang dengan istri tercintanya, beliau mampu menentramkan hati istrinya, dan beliau mampu berkomunikasi dengan penuh kelembutan kepada istrinya.

Walaupun hadist ini menjelaskan tentang keutamaan sahabat Abu Bakar r.a. tapi dari komunikasi yang dibangun oleh rosululloh dengan ibunda aisyah dapat memberikan contoh kepada kita sebagai seorang suami dalam berkomunikasi terhadap istrinya.

Beliau tidak menyanggah apalagi menyalahkan pernyataan istrinya, bahkan Rasululloh membuat senang hati istrinya dengan menyatakan kebenaran bahwa Abu Bakar r.a. pahalanya lebih banyak dari Umar r.a.

Di saat yang romantis yang digambarkan dalam hadist tersebut, yaitu di saat malam hari berduaan sambil memandangi langit, rasululloh berbincang-bincang menerangkan suatu kebenaran.

Lihatlah hadist tersebut, tertulis bahwa rasululloh tersenyum terlebih dahulu kepada istrinya yaitu ibunda Aisyah r.a. sebelum mengucapkan kata-kata manis yang keluar dari mulut baginda Rasululloh. Cobalah anda bayangkan jika anda yang diajak bicara oleh seorang yang anda cintai dan berperilaku seperti Rasululloh. Apa yang anda rasakan ? pastilah perasaan senang dan bangga punya pendamping seperti Beliau.

Coba lihat lihat ungkapan rasululloh berikut ini “ketahuilah istriku, satu hari penghijrahan Abubakar (r.a.) bersamaku pahalanya lebih banyak dari pahala Umar (r.a.) dan keluarganya sampai hari kiamat.” Begitu indahnya Rasululloh merangkai kata-kata untuk istrinya. Walaupun kita membicara perihal lain jika kita menggunakan pola ungkapan seperti diatas dengan diucapkan secara lembut, insya Alloh pasangan kita akan merasa senang dan akan lebih dekat dengan kita.

Dari satu hadist ini saja kita sudah mendapatkan sekitar empat sikap romantis Rosululloh di depan istrinya. Mungkin jika kita lihat dan cari hadist-hadist lainnya kita akan dapat menemukan banyak informasi tentang bagaimana menjalin hubungan rumah tangga yang romantis yang telah Beliau contohkan

Wallahu a’lam.

IBU, MAAFKAN DAKU



Terbayang suatu wajah
penuh cinta
penuh kasih
terbayang suatu wajah
penuh dengan kehangatan
oh……ibu ……
oh……ibu……
oh……ibu…...



Di atas adalah potongan lirik nasyid yang di lantunkan oleh Opick, memang ibu adalah anugrah terindah yang tak tergantikan yang telah diberikan kepada kita sebagai seorang anak, sampai-sampai Rasululloh SAW memposisikan ibu dengan perbandingan 3:1 terhadap ayah sesuai dengan sabdanya.

Di bawah ini saya hanya akan menulis ulang artikel yang saya baca di internet, yang dapat kita jadikan perenungan.

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."
Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?"Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.
Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan."Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,"Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama.Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman danlembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.
Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, danmengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.
Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.
Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.
Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada
bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.
Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan enjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak? Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.
Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan".
Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup

Sudahkah kita mampu membuat ibu kita merasa bahagia dengan apa yang kita usahakan untuk beliau????????

Wahai ibu dengan setulus hati, permohonan maaf kami haturkan jika kami sebagai seorang anak belum mampu untuk membahagiakan engkau.

Trimakasih para ibu, trimakasih para istri.