Jumat, 27 Februari 2009

Kasih dan Cinta mengalahkan semuanya.........

Untuk Sahabat2ku, ini sebuah kisah menyentuh hati dalam foto yang nyata.
Tuhan itu maha adil dan maha penyayang, Kisah seorang suami istri dalam keluarga yang sangat sederhana, melihat rata2 sosok laki nya itu
bisa dinilai seorang pria yang cukup sempurna terutama dalam penampilannya, tapi dia mempunyai seorang istri yang mempunyai kelainan
dalam fisiknya, dimana wanita tersebut tidak mempunyai kaki sama sekali total dai ujung kaki hingga ujung paha bahkan wanita itu tidak memiliki
sama sekali pinggul (bagian dari pangkal paha hingga batas pinggang), jadi sulit skali bila duduk karena tida memiliki alas dibawah pinggang tsb.,
tapi kebesaran Tuhan tentu lain, wanita tersebit memiliki suami yang cukup ganteng, masih muda dan sangat cukup sempurna mau memiliki dan
mengasihi seorang wanita yang mempunyai cacat fisik bawaan. mereka sekarang dikaruniai dua orang anak yang sangat sempurna dan lucu sekali.
Silahkan anda menyimak satu persatu foto2 keluarga tersebut tentu saya melihatnya dengan hati sangat haru.





















marilah kita mengambil hikmah dari skenario Alloh di atas. semoga Alloh membimbing kita.

diambil dari kiriman email dari saudara Andrianto Hadiawan.

Rabu, 18 Februari 2009

MARILAH PARA IKHWAN MERENUNGINYA


Banyak diantara kita sering merasa bahwa diri kita adalahorang yang paling sholeh dan orang yang aling baik. Tetapi di balik perasaan itu kita tiada merasa bahwa kita adalah orang yang egaois orang yang maunya menang sendiri. dalam tulisan ini saya hanya akan memandang dari satu prespektir\f pandangan saja, yang insya Alloh dapat mengingatkan kita untuk segera berbenah diri


Coba kita lihat banyak di masjid-masjid, di mushola-mushola ataupun di tempat sarana-sarana ibadah banyak kita temukan para ikhwan bergerombol berjalan kesana dan kemari asyik dengan aktifitasnya masing-masing. Mereka banyak meluangkan waktunya untuk ibadah dan aktifitas dakwah, dan merekapun menikmatinya.

Tidak jauh beda, disisi lain dari masjid tampak para akhwat yang sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing, mereka berusaha menikmati apa yang mereka lakukan.

Jika lihat lebih dekat satu persatu dari wajahnya tampak dari wajah para ikhwan tersebut yang menunjukkan bahwa usia mereka sudah lebih dari cukup, (minimal mereka sudah baligh). Tapi jika ditanya apakah mereka sudah pada menggenapkan agama mereka? Banyak diantara mereka dan dapat dipastikan bisa lebih dari lima puluh persen dari mereka para aktifis muda belum menggenapkan agamanya.

Begitu juga dengan para akhwat jika dilihat satu persatu dari mereka, tampak dari wajah mereka yang menunjukkan bahwa mereka sudah banyak yang siap untuk menerima sesosok orang yang mampu melindungi dan memimpin aktifitas kehidupannya. Tetapi kenapa mereka belum juga menggenapkan agama mereka????

Entah dari fenomena tersebut terdapat hikmah apa yang harus kita renungkan, tapi yang saya tekankan alangkah indahnya apa bila kita bisa selaras dan seimbang dalam merasakan nikmatnya ibadah dan beraktifitas karena Alloh.

Coba kita lihat satu persatu dari fenomena tersebut, dari pihak ikhwan mereka sangat aktif, produktif begitu juga pihak akhwat, dari pihak ikhwan mereka mampu beribadah beraktifitas sebagai layaknya seorang ahli ibadah mereka khusuk dalam beribadah dan giat dalam aktifitas dakwahnya. Walaupun usia mereka sudah beranjak dan bertambah dari tahun ketahun, mereka tetap tenang dalam menjalaninya. Mereka merasa semakin bertambah usia semakin mantap mereka merencanakan kehidupan dan semakin siap untuk menjalani hidup berumah tangga.

Mereka berusaha (menurut mereka) mempersiapkan apa yang mereka rasa butuh untuk di persiapkan dalam menjalankan aktifitas kehidupan berumah tangga. Mereka mengulur – ulur waktu setiap diberi sebuah penawaran tentang seorang akhwat yang sudah siap mengarungi bahtera rumah tangga bersamanya. Mereka merasa bahwa meraka belum siap, padahal usia mereka sudah cukup dan kadang banyak yang lebih dari cukup.

Mereka mengajukan berbagai alasan untuk menolak tawaran tersebut, alasan ekonomi yang belum mapan, alasan kesiapan mental yang belum siap, alasan keluarga yang belum membolehkan untuk berkeluarga dan masih banyak lagi alasan yang mungkin mereka ungkapkan. Mereka merasa semakin bertambah usianya maka akan semakin siap dan semakin matang mentalnya.

Mereka merasa tidak cocok dengan criteria akhwat yang diajukan kepadanya, atau mungkin profesi yang mereka cari kurang sesuai dengan apa yang mereka harapkan dan sebagainya.

Padahal semua alasan yang mereka ungkapkan berkaitan dengan kriteria sebenarnya kurang logis, kita telah diajarkan bahwa kita bahwa yang terbaik bagi kita dalam memilih wanita adalah karena agamanya bukan karena harta, keluarga, ataupun kecantikannya. Sedangkan alasan-alasan yang lain, sebenarnya ada pemecahannya jika memang mereka sudah benar-benar sudah meniatkan diri untuk membina keluarga.

Bukannya tidak boleh mempersiapkan diri dan memantapkan persiapan, tapi jangan kita mengulur-ulur dan menunda-nunda sebuah perintah dan sunnah rasululloh. Mungkin saudaraku para ikhwan telah mengetahui dan boleh jadi hafal dengan hadist rasululloh Muhammad SAW yang berbunyi “ hai para pemuda, barang siapa di antar kalian sanggup menikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih menahan pandangan dan lebih menjaga kemaluan.” (Muttafaq Alaih)

Sudah banyak para akhwat yang sudah menunggu kalian para ikhwan, mereka telah siap secara lahir batin untuk membina keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah, keluarga yang berlandaskan pada ridho Alloh ta’ala.

Menurut anda, semakin lama persiapan yang disiapkan maka semakin mantap pula persiapan kita, tetapi tidak begitu dengan para akhwat, semakin lama anda mempersiapkan persiapan tersebut maka semakin gundah perasaan mereka, wajarlah di masyarakat kita akhwat cenderung lebih dinilai lebih jika mereka menikah pada usia yang tidak terlalu matang.

Karena pengaruh masyarakat yang kental di lingkungan kita maka mereka berusaha menghindari pandangan buruk masyarakat terhadap mereka, tetapi jika para ikhwan hanya giat untuk mempersiapkan bekal tanpa disertai dengan usaha untuk memulainya hal itu sangatlah mencemaskan mereka.

Bagi para ikhwan, marilah kita saling berbagi, jika anda dengan persiapan anda yang matang membuat anda semakin mantap untuk memulai menuju jenjang penikahan, maka persiapkannlah hal itu semua sesegera mungkin, janganlah anda mengulur-ulur waktu untuk menuju jenjang pernikahan.

Para akhwat sudah siap menerima anda apa adanya dan mereka tidaklah mementingkan permasalahan fisik maupun financial ataupun masalah-masalah sekunder lainnya, yang mereka cari adalah sesosok lelaki yang mampu membina bahtera keluarga yang di arunginya menuju ridho Alloh ta’ala.

Oleh karena itu tetaplah anda semangat untuk mempersiapkan segalanya, dan janganlah ragu-ragu anda untuk memulainya dengan niat untuk mencari ridho Alloh SWT, dan dengan cara yang di ridhoiNya.

Cukuplah Alloh Bagi Kita Sebagai Penolong.

Semoga tulisan ini dapat menyemangati para ikhwan untuk segera menuju jenjang pernikahan, dan membina keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah, keluarga yang dipenuhi oleh rahmat dan ridho Alloh SWT.