Rabu, 23 Juni 2010

SANG TUKANG CUKUR


sekadar berbagi dari milis tetangga mudah2an
> berman-faat...
>
>
>
> Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk
> memotong rambut dan. merapikan brewoknya. Si tukang cukur
> mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat
> pembicaraan yang mulai menghangat.Mereka membicarakan banyak
> hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dansesaat topik
> pembicaraan beralih tentang TUHAN. Si tukang cukur bilang,
> "Saya tidak percaya kalau TUHAN itu ada".".
> Kenapa kamu berkata begitu ?" tanya si konsumen.
> "Begini, coba kamu perhatikan di depan sana, di
> jalanan.. untuk menyadari. bahwa TUHAN itu tidak ada".
> "Katakan kepadaku, jika TUHAN itu ada. Adakah yang
> sakit? Adakah anak-anak terlantar? Adakah yang hidupnya
> susah?". "Jika TUHAN ada, tidak akan ada sakit
> ataupun kesusahan". "Saya tidak dapat membayangkan
> TUHAN Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua
> terjadi". Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi
> tidak merespon apa yang dikatakan si tukang cukur tadi,
> karena dia tidak ingin terlibat adu pendapat.
>
>
> Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen
> pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.Beberapa saat
> setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang
> dijalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (Jawa :
> mlungker-mlungker -Red), kotor dan brewok, tidak pernah
> dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat. Si
> konsumen balik ke tempat tukang cukur tadi dan berkata :
> "Kamu tahu, sebenarnya di dunia ini TIDAK ADA TUKANG
> CUKUR..!". Si tukang cukur tidak terima, dia bertanya :
> "Kamu kok bisa bilang begitu?". "Saya tukang
> cukur dan saya ada di sini. Dan barusan saya
> mencukurmu!". "Tidak!" elak si konsumen.
> "Tukang cukur itu TIDAK ADA! Sebab jika tukang cukur
> itu ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang
> kotor dan brewokan seperti orang yang diluar sana", si
> konsumen menambahkan. "Ah tidak, tapi tukang cukur itu
> tetap ada!", sanggah si tukang cukur.". Apa yang
> kamu lihat itu adalah SALAH MEREKA SENDIRI, mengapa mereka
> tidak. datang kepada saya untuk mencukur dan merapikan
> rambutnya?", jawab si tukang cukur membela diri.
> "COCOK, SAYA SETUJU..!" kata si konsumen.
> "Itulah point utamanya!.. Sama dengan TUHAN.".
> "Maksud kamu bagaimana?", tanya si tukang cukur
> tidak mengerti. "Sebenarnya TUHAN ITU ADA ! Tapi apa
> yang terjadi sekarang ini.? Mengapa orang-orang TIDAK MAU
> DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU mencari-NYA. .? Oleh karena
> itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia
> ini." "Si tukang cukur terbengong !!!! Dalam hati
> dia berkata : "Benar juga apakata dia..mengapa aku
> tidak mau datang kepada TUHANKU, untuk beribadah dan berdoa,
> memohon agar dihindarkan dari segala kesusahan dalam hidup
> ini..?"
>
>
>
>
> Jika Anda berpikir bahwa TUHAN ITU ADA, sampaikan cerita
> ini kepada orang lain. Semoga kita selalu mendapat kebaikan
> dan kebahagiaan dalam hidup ini. Amien.

sended by : luci_funny@yahoo.co.id

Senin, 14 Juni 2010

Akhirat tujuan kita

Ini sekedar tulisan yang semoga bisa mengingatkan kita bahwa kita tidak akan hidup kekal di dunia. Coba kita lihat kembali setiap aktivitas kita sehari – hari, berapa perbandingan antara yang kita niatkan untuk modal akhirat dengan yang kita niatkan untuk kesuksesan dunia semata.

Kita sering terlenakan dengan aktivitas keduniaan, sehingga yang mungkin niat awalnya kita ingin beribadah atau melakukan aktvitas yang menunjang ibadah tapi karena kita terlena oleh dunia kita menjadi tertipu oleh nafsu yang bersahabatkan setan, sehingga kita menjadi orang yang berlomba – lomba untuk memperoleh dunia.

Kita sudah terlalaikan oleh kemegahan dunia dan merasa bahwa kita akan hidup didunia untuk selamanya. Kita lupa bahwa kita pasti akan menghadapi mati. Kita akan dihadapkan dengan masa kita harus mempertanggung jawabkan amal perbuatan kita.

Alloh berfirman dalam surat At-Takaatsur (1-8).

Bermegah-megahan Telah melalaikan kamu,
Sampai kamu masuk ke dalam kubur.

Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
Dan janganlah begitu, kelak kamu akan Mengetahui.

Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,
Dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin

Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).

Alangkah baiknya jika kita tidak terlalu berambisi dan panjang angan – angan akan dunia yang kita sementara berada padanya. Alangkah baiknya jika kita melakukan amal untuk kehidupan akhirat kelak, entah apa yang bisa kita lakukan dan seberapa besar amal yang akan kita lakukan yang pasti kita lakukan sesuai kemampuan kita

Rosululloh Saw bersabda, “Demi Alloh, bukanlah kemiskinan yang saya khawatirkan atas kalian, tetapi saya khawatir terhampar luas bagi kalian dunia ini sebagamana telah terhampar padap orang – orang sebelum kalian, kemudian kalian berlomba-lomba sebagaimana meraka berlomba-loba sehingga membinasakan kalian, sebagaimana telah membinasakan mereka” (HR, Bukhori & Muslim)

Bagaimana dengan kita, sudahkah terhindar dari apa yang dikhawatirkan oleh baginda Rosululloh Muhammad SAW atau kita mungkin termasuk orang yang sudah melakukan apa yang sudah dilakukan oleh orang – orang sebelum kita yaitu berlomba – lomba meraih dunia. Jika kita sudah terjerumus dalam perkara tersebut marilah kita beristighfar kepada Alloh SWT.

Dunia jika kita bandingkan dengan akhirat dunia tidak memiliki arti apa – apa disbanding akhirat. Jadi sebanyak – banyak bekal yang kita berlomba – lomba untuk meraihnya yang terorientasi pada dunia itu tidak lebih dari setetes air yang ada di samudra, seperti yang digambarkan oleh baginda Rosululloh Muhammad SAW :

“Tiadalah perbandingan dunia ini dibandingkan dengan akhirat kecuali seperti seorang yang memasukkan jarinya dalam samudra maka lihatlah apa yang didapatkannya
(HR Bukhori)

Marilah saudaraku, kita renungi semua apa yang sudah kita lakukan selama ini, jika kita sudah bisa mengikuti apa yang diinginkan Rosululloh marilah kita tingkatkan dan jika kita termasuk orang yang masih terlalaikan oleh dunia maka marilah kita melakukan perbaikan.

Untuk menutup tulisan ini marilah kita simak sabda Rosululloh Muhammad SAW sebagai berikut :

“ Perbanyaklah mengingat kematian, maka kamu akan terhibur dari (kelelahan )dunia… dan hendaklah kamu bersyukur, sesungguhnya bersyukur akan menambah nikmat Alloh. Dan perbanyaklah doa, sesungguhnya kamu tidak tahu kapan doamu dikabulkan”
(HR. Thabrani)

Selasa, 01 Juni 2010

BERHARAPLAH

Syahdan, tersebutlah kang Dulkamid yang hidupnya terkenal kesrakat secara dhohir. Adalah kekayaannya berupa rumah reyot hampir rubuh, sepeda onthel yang rantainya rajin lepas, baju berjumlah tujuh -nanti dulu…- maksudnya tujuh tambalannya, sebuah tempat tidur Spring Bed tanpa “S” (baca: Pring Bed) alias lincak dari bambu yang lebih terkenal dengan sebutan tempat tidur ‘kelas tinggi’ karena banyak “tinggi”nya (tinggi=kutu busuk bin bangsat) dan sejumlah lima juta ripis – nanti dulu…- maksudnya berupa utang. Tak seorangpun ibu dan tak juga sampeyan yang sedang menggendong anaknya menginginkan anaknya menjadi semisal si Dulkamid. Keunggulan satu-satunya yang dimiliki adalah kejujurannya. Tapi banyak orang mencibir, kejujuran tak membuat dia kaya.

Syahdan, dumadakan si Dulkamid didatangi seorang konglomerat yang menginginkan si Dulkamid menjadi asisten pribadinya. Tidak tanggung-tanggung, dia DIJANJIKAN gaji 30 juta ripis per bulan oleh si konglomerat. Konglomerat itu bilang, dia boleh langsung bekerja sebulan kemudian, dan langsung menerima gaji di muka 30 juta ripis.

Sampai di sini simbah mau bertanya, miturut sampeyan semua, kira-kira bagaimana keadaan hati si Dulkamid selama menunggu selama sebulan itu? Gembirakah atau sedihkah? Tentu saja dia gembira luar biasa.

Pertanyaan selanjutnya. Apakah dengan janji akan bekerja dan digaji di muka 30 juta ripis itu keadaan dhohirnya sudah berubah? Apakah dengan janji itu Pring Bed “kelas tinggi”nya itu menjadi sungguh-sungguh Spring Bed dengan “S”? Apakah dengan janji itu bajunya langsung rontok tambalannya seketika? Apakah dengan janji itu sepeda onthelnya tiba-tiba berubah menjadi Ducati 500 cc? Tidak!! Dengan janji itu kondisi dhohirnya tetep!! Tapi suasana hatinya berbeda. Si Dulkamid bisa tidur lebih nyenyak dengan mimpi indah. Tak masalah bajunya bertambal, utangnya masih tetep lima juta ripis dan masih miskin. Ada yang berubah pada dirinya yang tak terlihat secara dhohir.

Syahdan, di lain pihak tersebutlah si Dulkenyung, pengusaha sugeh mblegedhu berkantong tebal. Rumah real estate, mobilnya mewah, harta melimpah, orang memanggilnya bos eksekutif, tokoh papan atas … halah mirip lagu ‘Bento’ pokoknya. Simpanannya banyak, baik berupa uang maupun istri.

Syahdan, baru saja datang surat dari KPK yang meminta dirinya datang bulan depan, untuk ditanyai perihal semua bisnisnya yang ternyata bermasalah. Hingga disinyalir bisnisnya tersebut merugikan negara trilyunan ripis, dan berpotensi menyebabkan dia masuk penjara seumur idup.

Miturut sampeyan semua, bagaimanakah si Dulkenyung menjalani hidupnya sebulan ke depan? Bahagiakah atau cemaskah? Apakah dengan surat panggilan dari KPK itu tiba-tiba dia jadi miskin, lalu hilang semua simpanannya, atau hancur semua mobilnya atau bangkrut semua bisnisnya? Tentu saja tidak!! Hartanya tetap utuh, tapi kondisi hatinya sudah tidak seutuh seperti semula. Ketakutan mulai membayangi dirinya. Dengan kondisi kekayaan yang sama, hidupnya berubah menjadi seperti neraka.

Syahdan, simbah lantas bertanya, apakah yang menjadi penyebab bagi ketentraman hati dan kebahagiaan pada seseorang jika melihat cerita si Dulkamid dan si Dulkenyung di atas? Kekayaankah? Atau sepeda onthel? Atau Pring Bed kelas tinggi? Atau kemewahan dan segala keglamoran semisal yang dimiliki si Dulkenyung? Mengapa Dulkenyung di tengah kekayannya tidak menikmati masa sebulan penantian dipanggil oleh KPK, sementara di tengah kemelaratannya si Dulkamid hatinya bergembira menjalani sebulan penantian dipanggil konglomerat?

Seorang motivator yang tak mau disebut namanya menjelaskan, bahwa letak kebahagiaan dan penyebab kebahagiaan seseorang tergantung pada HARAPAN nya. Si Dulkamid memang mlarat kesrakat wal sekarat. Tapi harapannya sebulan ke depan luar biasa bagus, yang menjadikan kemlaratannya tak terasa pahit. Ada harapan walau belum berwujud, tapi mampu menyingkirkan segala rasa pahit kemiskinan dan kemlaratan yang menderanya.

Beda dengan si Dulkenyung walau hartanya melimpah, harapan sebulan ke depannya serba rumit dan gelap. Mobil mewahnya tak cukup bisa menghiburnya, istri denok deblongnya tak cukup cantik untuk menenangkan kegelisahannya. Spring Bed mewahnya tak cukup empuk untuk membuatnya tidur nyenyak. Semua diawali dari harapan yang suram.

Ilustrasi di atas menggambarkan tentang adanya harapan baik dan harapan buruk dengan durasi ’sebulan ke depan’. Harapan yang indah dalam sebulan ke depan, membuat bulan yang dilewati ikut menjadi indah. Harapan yang suram dalam sebulan ke depan, membuat durasi waktu sebulan yang dilewati ikut menjadi suram. Tidakkah sampeyan bisa mengambil satu kesimpulan dalam kalimat-kalimat di atas?

Hidup adalah satu waktu yang durasinya kita tidak tahu. Simbah tidak tahu, diberi durasi berapa tahun tinggal di planet bumi menghirup O2. Namun jika kita berpikir sederhana, sebab kebahagiaan pun juga sederhana. Sebab kebahagiaan terletak pada harapan yang hendak diraihnya.

Bagi orang beriman diberikan janji harapan “Laa khoufun ‘alaihim wa laa hum yahzanuun”. Tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak pula mereka bersedih. Mengapa? Karena berapapun durasi hidup yang harus dijalani, endingnya adalah kalimat dalam bahasa arab yang sudah diterjemahkan di atas.

Apa ruginya hidup miskin berdurasi seumur hidup, jika endingnya bahagia selama-lamanya? Apa sedihnya hidup serba terbatas, jika endingnya senang tak terbatas? Durasi sebulan menunggu janji yang dialami si Dulkamid hanyalah gambaran betapa seharusnya seorang beriman menjalani hidupnya penuh harapan baik sebagaimana Dulkamid menunggu janji si konglomerat. Bedanya hanya di sisi durasi, mau sebulan, setahun, seabad… tak masalah.

Tapi mengapa ada saja orang yang hidupnya susah dan penuh kesedihan, jika ternyata untuk bahagia sangat sederhana caranya?

Penyebabnya ada beberapa:

1. Tidak yakin dengan isi janji dan si pembuat janji.
Jika si pembuat janji pada si Dulkamid adalah sesama kere yang gak gableg duit, maka isi janjinya pantas diragukan. Walaupun si Dulkamid dijanjkan gaji semilyar, tidurnya gak bakal jadi nyenyak. Masalahnya yang memberikan janji adalah si Dulkembung yang hanya bisa jual abab dan malah sering ngutang pada Dulkamid. Janji segede apapun tak akan menenangkan.
Demikian, pula jika sampeyan tak percaya janji Tuhan sampeyan, hidup sampeyan sedih dan menyedihkan. Mungkin sampeyan nyembah Tuihan yang salah. Tuhan yang dalam sejarahnya selalu ingkar janji. Tuhan yang tak jelas juntrungnya. Tuhan imaginer bikinan ahli ketuhanan yang suka menipu untuk kepentingan dunia. Jika sampeyan benar memilih Tuhan, sampeyan bisa pegang janji-Nya, dan menjadi tenanglah hidup sampeyan berapapun durasi hidup sampeyan.

2. Harapan hidupnya buruk.
Jika sampeyan berwatak ala Dulkenyung, si kaya berakhlak rajakaya (baca: hewan ternak), maka sudah terbayang ending hidup sampeyan pasti busuk. Maka berapapun durasi hidup yang diberikan pada sampeyan, mustahil sampeyan bisa bahagia. Hidup akan selalu dibayangi ketakutan, kekhawatiran dan ketidaktenangan. Kecuali sampeyan sudah terkontaminasi DNA nya si Iblis.

Iblis tahu ending hidupnya, yakni binasa. Namun buat dia oke-oke saja. Dia anggap sepadan. Toh hidupnya seumur dunia. Bisa hidup seenaknya, tak terikat aturan dlsb. Nah manusia yang sudah teracuni DNA Iblis akan menganggap kenikmatan dunia yang tanpa aturan itu sepadan jika harus mengalami ending busuk. Iblis dan kroninya lupa, bahwa bilangan berapapun jika dibagi bilangan tak terbatas, hasilnya NOL. Berapapun lamanya hidup di dunia, jika DIBANDINGKAN dengan waktu tak terbatas akherat, semuanya jadi tidak bernilai dan tak pantas diperjuangkan. Tak ada yang sepadan jika harus ditebus kesengsaraan tak terbatas.

Jadi jika sampeyan mau hidup bahagia, caranya sederhana. Perbaiki harapan hidup sampeyan. Ingat: harapan berbeda dengan khayalan. Jika petani menebar benih padi dan menunggu padi tumbuh, itu namanya harapan. Namun jika petani menebar kerikil dan menunggu kerikil itu tumbuh menjadi tanaman padi, itu namanya khayal.