Jumat, 11 Desember 2009

BERIMAN DAN BERAMAL SHOLEHLAH

Apa yang kita dapatkan merupakan feed back dari apa yang kita usahakan, baik itu perkara akhirat maupun perkara dunia sekalipun, Alloh juga telah memberikan gambaran kepada kita melalui firmanya yaitu surat Al Bayyinah ayat ke 6-8 :

“Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.”

Dalam surat itu Alloh memberikan gambaran kepada kita bahwa apa-apa yang dikerjakan oleh orang yang ingkar yaitu ahli kitab dan orang-orang musyikin adalah berupa neraka Jahanam, yang mereka kekal didalamnya. Mereka sudah diperintahkan untuk menyembah dan menghamba kecuali kepada Alloh, tapi mereka mengingkari perintah Alloh tersebut dan membuat ilah-ilah lain selain Alloh, padahal Alloh telah memberikan peringatan bahwa barang siapa yang beriman tiada tuhan selain Alloh dan mengerjakan amal sholeh, balasan bagi mereka adalah surga Adn yang penuh kenikmatan di dalamnya.

Dalam ayat lain Alloh juga memberikan penjelasan bahwa keberuntungan hidup di dunia dan di akherat hanya diperoleh oleh orang-orang yang beriman dan taat kepadanya, seperti yang Alloh firmankan dalam surat Al 'Ashr ayat 2-3 :

“Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran”.

Dan masih banyak penjelasan-penjelasan yang Alloh berikan kepada kita yang harus kita gunakan sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan ini.

Tapi dari sekian banyak penjelasan di dalam Al Quran yang harus kita gunakan sebagai pedoman hidup, masih banyak orang yang mempunyai cara yang kurang tepat dalam memilih jalan untuk mencapai tujuannya.

Coba kita tilik di sekitar kita, jika kita tanya kepada mereka khususnya kepada orang-orang yang se-iman dengan kita atau pun mungkin yang tidak seiman dengan kita, dengan pertanyaan, besok setelah mati anda ingin masuk surga atau masuk neraka? Bisa dipastikan 100% dari mereka pasti menjawab ingin masuk surga.

Berlanjut dari pertanyaan tersebut coba kita cermati aktivitas mereka dalam kehidupan mereka. Bagi orang-orang yang tidak se-iman dengan kita sangatlah mereka akan merugi seperti yang Alloh jelaskan dalam surat AlA’sr di atas, bahwa mereka akan menuai kerugian yang sangat besar. Kerugian apa yang akan mereka peroleh? Coba kita telaah, mereka berusaha baik dengan tetangga, menurut mereka itu akan membuahkan balasan surga padahal karena mereka tidak beriman terhadap Alloh dan mereka persembahkan amalnya tersebut kepada selain Alloh maka itu pun akan bernilai sia-sia. Dia berusaha membantu fakir miskin dengan memberikan sebagian hartanya, menurut mereka itu akan membuahkan balasan surga padahal karena mereka tidak beriman terhadap Alloh dan mereka persembahkan amalnya tersebut kepada selain Alloh maka itu pun akan bernilai sia-sia. Dan masih banyak lagi.

Bagi orang-orang yang muslim, mereka telah beriman kepada Alloh sebagai satu-satunya sesembahan yang kita harus menghamba kepadaNya, tapi mereka hanya setengah-setengah dalam menghamba, jika mereka di tanya siapa tuhanmu mereka akan menjawab Alloh, tapi dalam aktivitas keseharian mereka tidak mentaati Alloh. Coba Anda cermati di sekolah-sekolah umum, di pasar, mungkin di tempat-tempat sosial lain, lebih banyak mana orang muslim yang menggunakan penutup aurot dan yang tidak menutup aurot? Jawablah sendiri pertanyaan itu. Cobalah tanya kepada para orang tua, lebih suka anaknya masuk pondok baik modern atau pun salafy atau sekolah-sekolah umum yang materi pembelajaran agamanya minim? Andapun pasti sudah bisa mengetahui jawaban kebanyakan para orang tua saat ini. Mereka pun jika ditanya ingin masuk surga atau masuk neraka, bisa dipastikan mereka akan menjawab ingin masuk surga.

Dari sekian uraian di atas bagaimana mungkin kita akan dengan mudah mencapai angan kita menjadi ahli surga, padahal apa yang kita lakukan dalam kehidupan kita tidak mengarah kepada aktivitas karekter ahli surga.

Marilah kita instropeksi pada diri kita sendiri, apakah kita sudah seperti karekteristik orang-orang sholeh, karakteristik ahli surga, karakteristik orang-orang yang sholat, seperti yang di jelaskan Alloh dalam surat Al Ma'arij ayat 22-35.

“kecuali orang-orang yang mengerjakan salat, yang mereka itu tetap mengerjakan salatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta), dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya. Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya). Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya. Dan orang-orang yang memelihara salatnya. Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan”.

Semoga Alloh membimbing kita agar kita bisa mendapatkan apa yang kita cari yaitu surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai yang di dalamnya penuh kenikmatan yang belum dapat kita bayangkan dari kehidupan dunia ini. Amin.

Wallohu a’lam.

Senin, 16 November 2009

Mari berbagi saudaraku...

Beberapa kali simbah ikut Jum’atan akhir-akhir ini, sang khatib hampir selalu membahas yang namanya bencana alam yang sedang menimpa beberapa daerah di tanah air. Gaya dan karakter materinya hampir sama, yakni memvonis korban. Hampir semua penceramah, tidak hanya di khutbah, membahas bencana yang terjadi sebagai adzab yang dikirim Allah. Yang sekaligus tersirat makna bahwa korban bencana alam adalah pihak yang pantas dihukum. Apalagi ada kyai mengaitkan jam terjadinya yakni pukul 17.16 dengan nomer surat dan ayat dalam Al Qur’an, yakni surat 17 (Al Isra) ayat 16. Wah.. ini mah gaya gathuk enthuk. Setali tiga duit sama dukun klenik.

Simbah kadang mencoba memposisikan diri seandainya simbah korbannya, pasti sangat sakit jika di saat kehilangan harta benda, sanak family, lalu tiba-tiba divonis dengan perkataan, “Emang pantes diadzab elo pade.” Dan ngomongnya di depan mimbar, didengar ratusan bahkan ribuan orang.

Satu contoh kasus saja, sewaktu di jalan raya mendadak ada pemuda sok jagoan bergaya bromocorah, naik motor dengan ugal-ugalan bak orang buta warna, karena lampu merah diterjang seenak udel. Dasar lagi apes atau memang hukum sebab akibat berlaku, tiba-tiba ban depannya nggiles muntahan orang gila dan keplesetlah si jagoan bromocorah tadi dengan mantabhnya. Sudah wajahnya nyungsep di parit, motornya babak bundhas lagi. Dalam kondisi seperti itu saja yang paling bijaksana adalah memberikan pertolongan dengan segera. Karena kalo tidak, sang korban bisa-bisa mati ngenggon (di tempat). Masalah akhirnya si pemuda itu nantinya dinasehati, itu entar ajalah. Tapi tentu saja nasehat diperlukan, biar nantinya tidak ugal-ugalan.

Padahal sebenarnya bencana yang menimpa ini merupakan ujian BAGI SEMUA. Bagi yang kena musibah Allah ingin menguji seberapa sabar hamba-Nya menanggung ketentuan yang Dia tetapkan. Mengeluh apa tidak dengan jatah yang diberikan-Nya, kufur apa tidak dengan adanya nikmat yang masih Allah berikan di tengah bencana tersebut, dan sederet pertanyaan ujian yang ingin dilihat Allah jawabannya dari orang yang diuji-Nya.

Sedangkan bagi kita yang tidak kena musibah, kita diuji bagaimana respon kita kalau saudaranya kena musibah, mau mbantu apa kagak, mau menenangkan apa menyalahkan, mau meringankan apa malah memberatkan? Ujian Allah itu ditunggu jawabannya dari kita yang masih terhindar dari bencana. Kalau gagal ujian, tidak menutup kemungkinan justru berikutnya kita tidak diuji dengan “selamat dari bencana”, bahkan mungkin kitalah yang akan diuji dengan “ditimpa bencana”.

Cobalah berhusnuzhon dengan berbaik sangka pada saudara kita yang terkena bencana. Caranya bisa bermacam-macam, asal jangan langsung memvonis kalo bencana yang menimpa merupakan kiriman adzab. Ini menyebabkan yang mau nyumbang jadi males. Lah gimana mau simpati mau mbantu kalo korbannya dicap sebagai orang yang pantas dihukum?

Saat ini simbah hanya bisa berhusnuzhon bahwa ini adalah jalan yang diberikan Allah untuk memberikan derajat syahid bagi saudara-saudara muslim yang kematiannya menurut hadits shahih bisa masuk kategori syahid, yakni mati tertimpa. Tentu saja yang mati lagi nyabu di diskotek trus ketimpa sound system sampai duut van modiyar nggak termasuk kriteria ini. Yang jelas mari kita bantu saudara kita yang tertimpa bencana sebagai jawaban ujian Allah bagi kita. Biar saudara kita yang tertimpa bencana bisa menjawab ujian Allah dengan kesabaran mereka dengan support bantuan dari kita.

Mari bergabung dengan IMANI Peduli untuk saudara kita di Sumatera Barat.

Sumbangan barang atau benda dapat diserahkan ke kantor IMANI Yoyakarta Jl. Kapten Tendean No. 59 Yogyakarta. Sumbangan uang dapat dikirim melalui Bank Muamalat Indonesia No. rekening 905 3389099 a.n. Sugeng.

Salam Sejahtera dan Semoga Bahagia

Sugeng Jitowiyono, SKep, Ners.

Rabu, 15 Juli 2009

TENTANG WAHABIYAH/WAHABI

Sekilas 'al-wahabiyah'

Mazhab 'al-wahabiyah' ini didirikan Muhammad bin `Abdul Wahhâb dari keluarga klan Tamîm yang menganut mazhab Hanbali. Ia lahir di desa Huraimilah, Najd, yang kini bagian dari Saudi Arabia, tahun 1111 H [1700 M] Masehi dan meninggal di Dar'iyyah. tahun 1206 H [1792 M.]. Ia sangat terpengaruh oleh tulisan-tulisan seorang ulama besar bermazhab Hanbali bernama Ibnu Taimiyah yang hidup di abad ke 4 M.. Untuk menimba ilmu, ia juga mengembara dan belajar di Makkah, Madinah, Baghdad dan Bashra [Irak], Damaskus {Syria], Iran, termasuk kota Qum, Afghanistan dan India. Di Baghdad ia mengawini seorang wanita kaya. Ia mengajar di Bashra selama 4 tahun

Ketika pulang ke kampung halamannya ia menulis bukunya yang kemudian menjadi rujukan kaum pengikutnya, Kitâbut'Tauhîd . Para pengikutnya menamakan diri kaum Al-Muwahhidûn (para pengesa Tuhan). Ia kemudian pindah ke `Uyaynah. Dalam khotbah-khotbah Jumat di `Uyaynah, ia terang-terangan mengafirkan semua kaum Muslimin yang dianggapnya melakukan bid'ah [inovasi], dan mengajak kaum Muslimin agar kembali menjalankan agama seperti di zaman Nabi. Di kota ini ia mulai menggagas dan meletakkan teologi ultra-puritannya. Ia mengutuk berbagai tradisi dan akidah kaum Muslimin, menolak berbagai tafsir Al-Qur'ân yang dianggapnya mengandung bid'ah atau inovasi. Mula-mula ia menyerang mazhab Syiah, lalu kaum sufi, kemudian ia mulai menyerang kaum Sunni.

Tatkala masyarakat mulai merasa seperti duduk di atas bara, ia diusir penguasa [amîr] setempat pada tahun 1774.Ia lalu pindah ke Al-Dar'iyyah, sebuah oase ibu kota keamiran Muhammad bin Sa'ûd, masih di Najd Tahun 1744 Muhammad bin Su'ûd, amir setempat dan Muhammad bin `Abdul Wahhâb saling membaiat untuk mendirikan negara teokratik dan mazhabnya dinyatakan mazhab resmi Ibnu Su'ûd sebagai amîr dan Muhammad bin `Abdul Wahhâb jadi qadhi. Ibnu Su'ûd mengawini salah seorang putri Muhammad bin `Abdul Wahhâb.

Penaklukan dan pembantaian pun dilakukan, terutama terhadap kabilah-kabilah dan kelompok yang menolak mazhab mereka, hingga terbentuklah sebuah emirat lalu diubah menjadi monarki dengan nama keluarga, Saudi Arabia, sejak tahun 1932 sampai sekarang.

Pada bulan April tahun 1801, mereka membantai kaum Syî'ah di Karbalâ'. Seorang penulis Wahhâbi menulis: `Pengikut Ibnu Su'ûd mengepung dan kemudian menyerbu kota itu. Mereka membunuh hampir semua orang yang ada di pasar dan rumah-rumah. Harta rampasan [ghanîmah] tak terhitung Mereka hanya datang pagi dan pergi tengah hari, mengambil semua milik mereka. Hampir dua ribu orang dibunuh di Karbalâ'

Muhammad Finati, seorang mualaf Italia yang ikut dalam pasukan Khalifah `Utsmaniyyah yang mengalahkan kaum Wahhâbi menulis : `Sebagian dari kami yang jatuh hidup-hidup ke tangan musuh yang kejam dan fanatik itu, .dipotong-potong kaki dan tangan mereka secara semena-mena dan dibiarkan dalam keadaan demikian. Sebagian dari mereka, aku saksikan sendiri dengan mata kepala tatkala kami sedang mundur. Mereka yang teraniaya ini hanya memohon agar kami berbelas kasih untuk segera mengakhiri hidup mereka.'

Kabilah-kabilah yang tidak mau mengikuti mazhab mereka dianggap kafir `yang halal darahnya'. Dengan demikian mereka tidak dinamakan perampok dan kriminal lagi, tapi kaum `mujâhid' yang secara teologis dibenarkan membunuh kaum `kafir' termasuk wanita dan anak-anak, merampok harta dan memperkosa istri dan putri-putri mereka yang dianggap sah sebagai ghanîmah. Hanya sedikit yang dapat melarikan diri.

Setelah lebih dari 100 tahun kemudian, kekejaman itu masih juga dilakukan. Tatkala memasuki kota Thâ'if tahun 1924, mereka menjarahnya selama tiga hari. Para qadi dan ulama diseret dari rumah-rumah mereka, kemudian dibantai dan ratusan yang lain dibunuh

Kerajaan Inggris membantu Wahhâbisme dengan uang, senjata dan keterampilan, sehingga kekuasaan Ibnu Su'ûd menyebar ke seluruh Jazirah Arab yang pada masa itu berada dalam kekhalifahan `Utsmaniyyah dengan tujuan melemahkan khilafah itu. Orang bisa membacanya dalam buku Hempher, `Confession of a British Spy'. Tahun 1800 seluruh Jazirah Arab telah dikuasai dan keamiran berubah menjadi kerajaan Saudi Arabia

Umumnya kaum intelektual dan ulama Sunnî – penganut 4 mazhab `resmi' Hanafi, Syafi'i, Maliki dan Hanbali– menganggap kaum Wahhabi, termasuk pendirinya, sebagai orang-orang yang berpikir sangat linier, literer sambil menolak metafoar [majâz], sangat denotatif dalam memahami ayat-ayat Al-Qur'ân maupun hadis. Mereka menganggap mazhab selain sebagai sesat dan menyesatkan dengan berpatokan pada hadis: `Kullu bid'ah dhalâlah wa kullu dhalâlah fî n-nâr', 'semua inovasi itu sesat dan semua yang sesat itu masuk neraka.' Kata 'bid'ah' yang mereka tuduhkan hanyalah euphemism, kata pelembut, untuk `kafir', dan menganggap berziarah ke kubur termasuk kubur Nabi, tawassul, baca qunût, talqîn. tahlîl, istighâtsah berzikir berjamaah, membaca burdah yang berupa puji-pujian pada Nabi yang biasa dilakukan kaum Muslimin adalah sebagai bid'ah, dan pelakunya akan masuk neraka, alias kafir.

Oleh karena itu, tempat-tempat bersejarah Islam seperti rumah tempat lahir Nabi, rumah Ummul Mu'minîn Khadîjah, tempat tinggal Nabi dihancurkan. Kalau tidak diprotes kaum Muslimin sedunia, kuburan Nabi pun sudah diratakan dengan tanah.

Di Indonesia, misalnya, kaum Nahdhiyyîn `kebingungan', karena kaum Wahhabi 'membajak' atribut Ahlussunnah Waljamaah, padahal istilah ini yang biasa dipakai oleh penganut keempat mazhab Sunnah, mazhab Syafi'i, Hanbali, Hanafi dan Maliki. Akhir-akhir ini mereka ikut-ikutan memakai jubah dan serban seperti kaum Nahdhiyyîn. Entah bertaqiyah atau bertawriyah, kadang kala gerombolan 'mazhab horor' ini juga ikut-ikutan menghadiri acara zikir, sebagaimana dilakukan Jakfar Talib yang beraliansi dengan Ilham Arifin atau Abubakar Baasyir yang memperagakan busana 'habib'.

Belakangan ini kita sering mendengar berita tentang eskalasi kekerasan di Saudi Arabia, termasuk penghancuran pipa minyak, yang dilakukan oleh kaum fundamentalis wahhabi, yang disebut-sebut sebagai tempat kelahiran Al-Qaeda.

Bidan yang melahirkan wahabisme adalah kekuatan Imperialis Inggris, dan kini menjadi 'kartu as' pemerintahan biadab AS untuk menciptakan perpecahan dalam tubuh umat Islam. Nampaknya, skenario keji ini mulai menunjukkan hasil yang menggembirkan bagi AS dan kekuatan anti Islam ketika isu-isu tentang ancaman perang saudara di Irak menjadi headline seluruh media Barat yang diikuti secara 'latah' oleh media-media Indonesia.[]

[disarikan oleh M Labib dari presentasi Dr. O. Hashem]

---------------------------------------------------
Daftar Pustaka
[1] `Utsmân bin Bisyr, Unwân al-Majd fî Târîkh Najd , akkah, 1349, jilid 1, hlm 121-122]
[2] Mohammad Jawad Moghinyah, al-Wahhabiyah fi al-Mizan, hal. 217, Dar Al-Ta'aruf, Beirut]
[3] Ahmad Zaini Dahlan, Fitnah al-Wahhabiyah, 3, Helmi Isik Kitabevi, Istanbul, Turkey].





WAHABIYAH/WAHABI

Oleh
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani



Pertanyaan
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ditanya : Kami sering mendengar
tentang wahabiyah/wahabi dan kami mendengar pula bahwa para pengikut
wahabiyah membenci shalawat atas Nabi Shollalallaahu 'alaihi
wasallam dan tidak mau menziarahi makan Rosulullaah. Lalu sebagian
syeikh mengatakan sesungguhnya Nabi Shollallaahu 'alaihi wasallam
telah mengabarkan keadaan mereka ini saat beliau bersabda, "najed
adalah tanduk Syeitan." Bagaimanakah jawaban anda mengenai hal ini ?

Jawaban
Pada hakikatnya pertanyaan ini, sangat disayangkan, sangat mengakar dan
mempengaruhi kaum muslimin. Adapun iklim yang telah menunjang tumbuhnya
opini seperti ini dahulu adalah faktor politik, namun masa bagi faktor tsb
telah lama berlalu dan berakhir. Sebab, ia hanyalah manufer politik yang
sengaja dilancarkan oleh kerajaan Turki tanpa landasan sama sekali, tapi
sekedar mengalihkan perhatian.

Politik tersebut diciptakan oleh kerajaan Turki pada saat munculnya seorang
ahli ilmu dan tokoh pembaharu yang bernama Muhammad bin Abdul Wahhab, yang
berasal dari bagian negeri Najed. Tokoh tersebut mengajak orang-orang
disekitarnya kepada keikhlasan, beribadah kepada Allah semata tanpa
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Di antara fenomena kesyirikan itu,
sangat disayangkan, masih saja ditemukan di sebagian negeri Islam, berbeda
dengan negeri tempat munculnya sang pembaharu Muhammad bin Abdul Wahhab.
Negeri tersebut hingga saat ini, Alhamdulillah, tidak ditemukan padanya
salah satu jenis syirik. Sementara fenomena syirik demikian marak di
sebagian besar negeri Islam yang lain, Sebagai contoh, figur Khomaini dan
saat meninggalnya serta pengumuman penunjukan makan beliau sebagai Ka'bah
(tempat menunaikan haji) bagi penduduk Iran, ini merupakan bukti nyata dan
berita tentang hal ini masih hangat bagi kalian.

Sang tokoh, Muhammad bin Abdul Wahhab, ketika naik ke permukaan dalam rangka
berdakwah untuk beribadah hanya kepada Allah, sangat bertepatan dengan
hikmah yang dikehendaki Allah. Pada saat itu, di negeri tersebut terdapat
seorang pemimpin di antara sekian pemimpin negeri Najed, beliau adalah Su'ud
leluhur keluarga yang saat ini sedang memerintah Saudi. Akhirnya syaikh dan
pemimpin tersebut bekerja sama, ilmu dan pedang pun saling membantu. Mereka
mulai menyebarkan dakwah tauhid di negeri Najed, mengajak manusia sekali
waktu dengan lisan dan di waktu yang lain dengan pedang. Siap yang menyambut
ajakan, maka itulah yang diharapkan. Sedang bila tidak demikian, maka tidak
ada jalan lain kecuali menggunakan kekuatan.

Dakwah tersebut berhasil menyebar hingga sampai ke negeri-negeri yang lain.
Sementara perlu diketahui bahwa saat itu negeri Najed serta wilayah
sekitarnya seperti Irak, Yordan, dan wilayah-wilayah lain berada di bawah
kekuasaan Turki sebagai khilafah turun-temurun. Kemudian tokoh ini dengan
ilmunya serta pemimpin tersebut dengan kepemimpinannya mulai populer. Dari
sini, penguasa Turki merasa khawatir jika muncul di dunia Islam satu
kekuatan yang mampun menyaingi kekuasaan Turki. Maka, mereka
berkehendak membabat habis dakwah ini sebelum sempat beranjak dari negeri
kelahirannya. Hal itu mereka tempuh dengan cara menggencarkan propaganda
bohong mengenai dakwah tersebut, sebagaimana terungkap dalam pertanyaan di
atas ataupun pernyataan serupa yang sering kita dengar. (dan hal yang sama
dilakukan oleh orang-orang jahil tentang Islam yang Haq, pen)

Di atas telah aku katakan, bahwa faktor utamanya adalah konflik politik,
akan tetapi konflik politik tersebut telah berakhir dan bukan tujuan kami
hendak membahas sejarah. Adapun faktor lain yang turut andil bagi
tersebarnya opini tidak benar terhadap dakwah ini adalah ketidaktahuan
sebagian orang terhadap hakikat dakwah ini. Hal ini mengingatkan ku akan
suatu cerita yang pernah aku baca di sebuah majalah, yaitu bahwa dua orang
laki-laki sedang bertukar pikiran mengenai jalan dakwah Muhammad bin Abdul
Wahhab yang mereka cap dengan sebutan Wahabiyah. Kalau saja manusia mau
memikirkan apa yang akan mereka katakan, niscaya pemberian cap ini saja
sudah cukup membuktikan kesalahan mereka dalam menyikapi dakwah ini. Sebab
kata Wahabiyah bila ditelusuri merupakan pecahan dari kata dasar Wahab. Lalu
siapakah Al-Wahab itu ? tidak lain adalah Allah Tabaraka Wata'ala.

Kalau begitu, pemberian cap bagi dakwah ini dengan sebutan Wahabiyah justru
menjadikannya mulia dan bukan malah meruntuhkannya. Akan tetapi sebutan itu
sama seperti apa yang mereka katakan tentang kami di Suriah, "Di telinga
mereka, hal itu adalah sesuatu yang menakutkan sekali". Begitu juga
perkataan "Wahabiyah tidak memiliki keyakinan terhadap Rosul, atau mereka
tidak beriman kepada Allah Ta'ala.

Pembahasan ini telah mengingatkanku akan dua orang yang bertukar pikiran
tsb. Seorang yang bodoh mengklaim bahwa golongan Wahabiyah hanya beriman
kepada Allah, adapun Muhammad Rosulullaah tidak menjadi bagian keyakinan
mereka. Tidak ada yang mereka ucapkan kecuali "Laa Ilaha Illallaah (Tidak
ada sembahan yang hak kecuali Allah).

Sehubungan dengan ini, di Negeri Syam ada cerita yang mesti aku sampaikan.
Mereka biasa mengatakan "Mobil duta besar Saudi lewat dan ternyata diiringi
oleh bendera melambai-lambai bertuliskan Laa Ilaha Illallaah wa Muhammad
Rosulullaah. Wahai kaum muslimin, bertakwalah kalian kepada Allah. Bagaimana
kalian mengatakan terhadap orang-orang itu bahwa mereka tidak beriman
kecuali hanya kepada Allah, sementara bendera mereka merupakan satu-satunya
bendera di dunia yang bertuliskan simbol Tauhid, dimana Rosulullaah telah
bersabda tentang hal itu, "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga
mereka bersaksi tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan
Muhammad adalah Rosulullaah. Apabila mereka mengatakan hal itu, sungguh
telah terlindung dariku harta dan darah mereka. Adapun Hisab (perhitungan
amalan) mereka terserah kepada Allah". Mengapa kalian melancarkan tuduhan
dusta kepada mereka ? Lihatlah, bendera mereka ini menjulang tinggi untuk
mengungkapkan keimanan yang ada dihati mereka.

Ini dari satu sisi, sementara dari sisi lain yang lebih besar dan lebih
penting, "Mungkin saja dikatakan bahwa bendera tsb hanyalah kepalsuan, yakni
sekedar propaganda yang memiliki maksud tersendiri..dan seterusnya", Akan
tetapi, tidaklah mereka perhatikan bagaimana hingga saat ini manusia
melaksanakan haji setiap waktu dengan nyaman dan aman. Keadaan seperti ini
tidak pernah dinikmati (setelah masa Rosulullah dan beberapa Khalifah
terdahulu = tambahan saya sendiri) pada masa kekuasaan Turki yang telah
melancarkan tuduhan dusta untuk merusak citra dakwah ini. Kalian semua
mengetahui bahwa seringkali terjadi pada bapak-bapak kita, terlebih
kakek-kakek kita, bila hendak berangkat menunaikan haji harus menyertakan
pasukan bersenjata demi untuk mengamankan jamaah haji tsb dari para penyamun
dan perampok.

Maha suci Allah, kondisi ini telah berakhir. Namun dengan sebab apa? Tentu
saja dengan sebab politik yang diterapkan oleh jamaah yang mereka namakan
golongan wahabiyah hingga saat ini.

Seandainya bendera yang melambaikan keimanan shahih dan tauhid yang benar
disertai keimanan bahwa Muhammad adalah Rosulullah itu hanyalah pernyataan
palsu dan kedustaan belaka, namun tidakkah kalian perhatikan bagaimana
mereka demikian tekunnya di dalam Masjid untuk beribadah kepada Allah
Ta'ala. Mereka mengumandangkan adzan sebagaimana adzan yang dikumandangkan
di seluruh negeri Islam lainnya. Demi Allah, kecuali tambahan yang biasa
diucapkan pada bagian awal dan akhir adzan seperti yang terdapat di berbagai
negeri Islam lain. Sesungguhnya tambahan ini tidaklah ditemukan di sana
(Saudi). Hal itu mereka lakukan dalam rangka menerapkan Sunnah, bukan
sebagai fenomena pengingkaran terhadap Rosul Islam serta Rosul bagi manusia
secara keseluruhan. Akan tetapi semata-mata hanyalah untuk mengikuti
generasi salaf. Semua kebaikan adalah dengan mengikuti golongan salaf,
sementara segala keburukan terdapat pada bid'ah dan kaum khalaf.

Hingga saat ini, manusia menunaikan ibadah haji dan mendengarkan adzan
dengan kalimat persaksian akan keesaan Allah serta persaksian terhadap
Nabi-Nya sebagai pengemban Risalah. Kemudian mereka sholat seperti sholat
yang kita lakukan, dan bersholawat terhadap Rosul setiap kali namanya
disebut. Barangkali mereka lebih banyak bersholawat dibandingkan orang-orang
yang menuduh bahwa mereka tidak mencintai dan tidak mau bersholawat atas
Rosul.

Wahai jamaah sekalian, takutlah kalian kepada Allah. Kedustaan yang
digemborkan ini telah dibantah oleh kenyataan kondisi mereka. Sebab tidak
mungkin bagi mereka memperturuti keinginan orang-orang yang berada di negeri
mereka. Akan tetapi yang mereka tampilkan tidak lain lahir dari lubuk hati,
keimanan terhadap kalimat "Laa ilaha Illallaah wa anna Muhammad Rosulullaah"
serta semangat untuk mengikuti manhaj Rosulullaah shollallaahu 'alaihi
wasallam tanpa menambah, tidak tidak aku katakan tidak mengurangi. Sebab
kekurangan adalah tabiat manusia, tidak ada manusia yang mampu untuk
menghindar darinya. Akan tetapi dari segi Akidah tidak dilebihkan dan tidak
dikurangi dari yang semestinya. Sedangkan dari segi ibadah tidak dilebihkan
namun bisa saja kurang dari yang semestinya. Misalnya sebagian mereka tidak
melakukan sholat di waktu malam di saat manusia tertidur, dan ini adalah
kekurangan. Namun kekurangan ini tidak mempengaruhi akidah serta tidak
mengurangi nilai keislaman yang dimiliki. Kalimat Wahabiyah masih saja
dijadikan bahan untuk melakukan tuduhan suatu kelompok masyarakat mengenai
perkara-perkara yang mereka berlepas dari darinya sebagaimana dikatakan
"terbebasnya serigala dari darah putra Ya'qub."

Wallaahu a'lam bisshowab

[Sumber : Fatawa Asy-Syaikh Al-Albani wa Muqaranatuha bi fatawa Al-'Ulama.
Penyusun : Ukasyah Abdul Manan Athaiby, cetakan kedua 1995. Penerbit :
Maktabah Ats-Tsurats Al-Islami, Cairo]

Kamis, 18 Juni 2009

THE FAITH

Baca & lihat gambar2 dr cerita ini utk menambah rasa syukur kita kpdNya & menambah semangat pada diri kita sendiri utk menjalani hidup sehari2.


Seekor anjing ini berjalan dengan hanya menggunakan 2 kaki saja, namanya adalah Faith (Keyakinan). Faith lahir pada tahun 2002, sehari sebelum hari Natal . Pada waktu baru dilahirkan, Faith memiliki 3 kaki, yaitu 2 kaki belakang, dan 1 kaki depan. Satu kaki depannya akhirnya diamputasi karena bentuknya kecil dan tidak berkembang. Sejak dilahirkan, Faith tidak dapat berjalan selayaknya anjing yang normal, dia hanya bisa terbaring dengan lemah diatas lantai, dan menggerakkan tubuhnya dengan cara mengayuh dengan kedua kaki belakangnya. Bahkan induknya sendiripun ingin membunuh anaknya dikarenakan merasa anaknya tidak dapat berkembang seperti anjing yang normal.



Majikannya berpikir kalau Faith tidak akan bisa bertahan hidup, bahkan merencanakan untuk membiarkannya mati. Untungnya, ada sebuah keluarga Stringfellow (yang juga akhirnya menjadi majikan baru Faith sampai sekarang ini) menemukan Faith dan rela untuk merawatnya. Mereka bertekad untuk melatih Faith menjadi seekor anjing yang dapat berjalan. Keluarga ini memberinya nama Faith (Keyakinan). Mereka yakin akan ada suatu hari dimana Faith dapat berjalan!



Pertama-tama mereka meletakkan Faith diatas sebuah skateboard agar Faith dapat merasakan badannya bergerak. Kemudian mereka menggunakan selai kacang yang diletakkan di sebuah sendok untuk memancingnya agar mau melompat dan merebut selai kacang tersebut. Di keluarga itu juga terdapat seekor anjing lain yang memaksa Faith untuk mau bergerak. Keajaiban pun terjadi, Faith perlahan-lahan akhirnya dapat menggunakan kedua kaki belakangnya dengan gerakan melompat untuk bergerak maju ke depan. Dengan latihan yang terus menerus, Faith akhirnya dapat berjalan dengan kedua kaki selayaknya seorang manusia, dan proses latihan ini hanya membutuhkan waktu tidak sampai 6 bulan.



Faith sangat suka sekali berlari kemana saja, kemana saja dia pergi selalu menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Sebenarnya, Faith sudah mulai dikenal oleh orang-orang di berbagai belahan dunia. Pernah juga diliput oleh berbagai acara di televisi dan juga surat kabar, dan juga telah terbit sebuah buku berjudul 'With a little Faith' yang menceritakan kisahnya. Bahkan sempat direncanakan untuk tampil sebagai bintang tamu di salah satu episode film Harry Potter.



Sekarang Jude Stringfellow (majikan Faith) tidak perlu lagi melatih Faith, karena telah merencanakan untuk membawa Faith pergi ke seluruh dunia untuk menyebarkan pesan 'Tidak memiliki tubuh yang sempurna, juga dapat memiliki jiwa yang sempurna'.















Manusia kadang mengalami hal-hal di dalam hidupnya yang tidak sesuai harapannya. Kadang, kita perlu merubah pikiran kita agar dapat merubah suasana hati kita.

Semoga artikel cerita ini dapat membawa suasana hati yang baru kepada teman-teman semuanya, menggunakan hati yang bersyukur dan puas untuk melewati setiap hari yang kita lewati dengan indah.

Jangan pernah berhenti untuk mengembangkan kemampuan diri kita, barulah dikatakan manusia yang memiliki semangat. Terimakasih!

Minggu, 07 Juni 2009

Pengalaman Mati Suri....

Kesaksian Warga Bengkalis yang Mati Suri dalam Temu Alumni ESQ 'Menyaksikan Orang Disiksa dan Ingin Kembali ke Dunia'.

Pengalaman mati suri seperti yang dialami Aslina, telah pula dirasakan banyak orang. Seorang peneliti dan meraih gelar doktor filsafat dari Universitas Virginia Dr Raymond A Moody pernah meneliti fenomena ini. Hasilnya orang mati suri rata-rata memiliki pengalaman yang hampir sama. Masuk lorong waktu dan ingin dikembalikan ke dunia.

Catatan ini dilengkapi pula dengan penjelasan instruktur ESQ Legisan Sugimin yang mengutip Al-Quran yang menjelaskan orang yang mati itu ingin dikembalikan ke dunia, serta penelusuran melalui internet tentang Dr Raymond. Bagi pembaca yang ingin mengetahui perihal Dr Raymond dapat membuka situs www.lifeafterlife. com dan hasil penelitian Raymond tentang mati suri dapat dibaca di buku Life After Life.

Aslina adalah warga Bengkalis yang mati suri 24 Agustus 2006 lalu. Gadis berusia sekitar 25 tahun itu memberikan kesaksian saat nyawanya dicabut dan apa yang disaksikan ruhnya saat mati suri.

Sebelum Aslina memberi kesaksian, pamannya Rustam Effendi memberikan penjelasan pembuka. Aslina berasal dari keluarga sederhana, ia telah yatim. Sejak kecil cobaan telah datang pada dirinya. Pada umur tujuh tahun tubuhnya terbakar api sehingga harus menjalani dua kali operasi. Menjelang usia SMA ia termakan racun. Tersebab itu ia menderita selama tiga tahun. Pada umur 20 tahun ia terkena gondok (hipertiroid) . Gondok tersebut menyebabkan beberapa kerusakan pada jantung dan matanya. Karena penyakit gondok itu maka Jumat, 24 Agustus 2006 Aslina menjalani check-up atas gondoknya di Rumah Sakit Mahkota Medical Center (MMC) Melaka Malaysia . Hasil pemeriksaan menyatakan penyakitnya di ambang batas sehingga belum bisa dioperasi.

''Kalau dioperasi maka akan terjadi pendarahan,' ' jelas Rustam. Oleh karena itu Aslina hanya diberi obat. Namun kondisinya tetap lemah. Malamnya Aslina gelisah luar biasa, dan terpaksa pamannya membawa Aslina kembali ke Mahkota sekitar pukul 12 malam itu. Ia dimasukkan ke unit gawat darurat (UGD), saat itu detak jantungnya dan napasnya sesak.Lalu ia dibawa ke luar UGD masuk ke ruang perawatan. ''Aslina seperti orang ombak (menjelang sakratulmaut, red). Lalu saya ajarkan kalimat thoyyibah dan syahadat. Setelah itu dalam pandangan saya Aslina menghembuskan nafas terakhir, '' ungkapnya. Usai Rustam memberi pengantar, lalu Aslina memberikan kesaksiaanya.

''Mati adalah pasti. Kita ini calon-calon mayat, calon penghuni kubur,'' begitu ia mengawali kesaksiaanya setelah meminta seluruh hadirin yang memenuhi Grand Ball Room Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru tersebut membacakan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Tak lupa ia juga menasehati jamaah untuk memantapkan iman, amal dan ketakwaan sebelum mati datang. ''Saya telah merasakan mati,'' ujar anak yatim itu. Hadirin terpaku mendengar kesaksian itu. Sungguh, lanjutya, terlalu sakit mati itu.

Diceritakan, rasa sakit ketika nyawa dicabut itu seperti sakitnya kulit hewan ditarik dari daging, dikoyak. Bahkan lebih sakit lagi. ''Terasa malaikat mencabut (nyawa, red) dari kaki kanan saya,'' tambahnya. Di saat itu ia sempat diajarkan oleh pamannya kalimat thoyibah. ''Saat di ujung napas, saya berzikir,'' ujarnya. ''Sungguh sakitnya, Pak, Bu,'' ulangnya di hadapan lebih dari 300 alumni ESQ Pekanbaru.

Diungkapkan, ketika ruhnya telah tercabut dari jasad, ia menyaksikan di sekelilingnya ada dokter, pamannya dan ia juga melihat jasadnya yang terbujur. Setelah itu datang dua malaikat serba putih mengucapkan Assalaimualaikum kepada ruh Aslina. ''Malaikat itu besar, kalau memanggil, jantung rasanya mau copot, gemetar,'' ujar Aslina mencerita pengalaman matinya. Lalu malaikat itu bertanya: ''siapa Tuhanmu, apa agamamu, dimana kiblatmu dan siapa nama orangtuamu. "
Ruh Aslina menjawab semua pertanyaan itu dengan lancar. Lalu ia dibawa ke alam barzah. ''Tak ada teman kecuali amal,'' tambah Aslina yang Ahad malam itu berpakaian serba hijau.
Seperti pengakuan pamannya, Aslina bukan seorang pendakwah, tapi malam itu ia tampil memberikan kesaksian bagaikan seorang muballighah. Di alam barzah ia melihat seseorang ditemani oleh sosok yang mukanya berkudis,badan berbulu dan mengeluarkan bau busuk. Mungkin sosok itulah adalah amal buruk dari orang tersebut.

Aslina melanjutkan. ''Bapak, Ibu, ingatlah mati,'' sekali lagi ia mengajak hadirin untuk bertaubat dan beramal sebelum ajal menjemput. Di alam barzah, ia melanjutkan kesaksiannya, ruh Aslina dipimpin oleh dua orang malaikat. Saat itu ia ingin sekali berjumpa dengan ayahnya. Lalu ia memanggil malaikat itu dengan ''Ayah''. ''Wahai ayah bisakah saya bertemu dengan ayah saya,'' tanyanya. Lalu muncullah satu sosok. Ruh Aslina tak mengenal sosok yang berusia antara 17-20 tahun itu. Sebab ayahnya meninggal saat berusia 65 tahun. Ternyata memang benar, sosok muda itu adalah ayahnya. Ruh Aslina mengucapkan salam ke ayahnya dan berkata: ''Wahai ayah, janji saya telah sampai.''

Mendengar itu ayah saya saya menangis. Lalu ayahnya berkata kepada Aslina. ''Pulanglah ke rumah, kasihan adik-adikmu. '' ruh Aslina pun menjawab. ''Saya tak bisa pulang, karena janji telah sampai''.

Usai menceritakan dialog itu, Aslina mengingatkan kembali kepada hadirin bahwa alam barzah dan akhirat itu benar-benar ada. ''Alam barzah, akhirat, surga dan neraka itu betul ada. Akhirat adalah kekal,'' ujarnya bak seorang pendakwah.

Setelah dialog antara ruh Aslina dan ayahnya. Ayahnya tersebut menunduk. Lalu dua malaikat memimpinnya kembali, ia bertemu dengan perempuan yang beramal shaleh yang mukanya bercahaya dan wangi. Lalu ruh Aslina dibawa kursi yang empuk dan didudukkan di kursi tersebut, disebelahnya terdapat seorang perempuan yang menutup aurat, wajahnya cantik. Ruh Aslina bertanya kepada perempuan itu. ''Siapa kamu?'' lalu perempuan itu menjawab.''Akulah (amal) kamu.''

Selanjutnya ia dibawa bersama dua malaikat dan amalnya berjalan menelurusi lorong waktu melihat penderitaan manusia yang disiksa. Di sana ia melihat seorang laki-laki yang memikul besi seberat 500 ton, tangannya dirantai ke bahu, pakaiannya koyak-koyak dan baunya menjijikkan. Ruh Aslina bertanya kepada amalnya. ''Siapa manusia ini?'' Amal Aslina menjawab orang tersebut ketika hidupnya suka membunuh orang.

Lalu dilihatnya orang yang yang kulit dan dagingnya lepas. Ruh Aslina bertanya lagi ke amalnya tentang orang tersebut. Amalnya mengatakan bahwa manusia tersebut tidak pernah shalat. Selanjutnya tampak pula oleh ruh Aslina manusia yang dihujamkan besi ke tubuhnya. Ternyata orang itu adalah manusia yang suka berzina. Tampak juga orang saling bunuh, manusia itu ketika hidup suka bertengkar dan mengancam orang lain.

Dilihatkan juga pada ruh Aslina, orang yang ditusuk dengan 80 tusukan, setiap tusukan terdapat 80 mata pisau yang tembus ke dadanya, lalu berlumuran darah, orang tersebut menjerit dan tidak ada yang menolongnya. Ruh Aslina bertanya pada amalnya. Dan dijawab orang tersebut adalah orang juga suka membunuh. Ada pula orang yang dihempaskan ke tanah lalu dibunuh. Orang tersebut adalah anak yang durhaka dan tidak mau memelihara orang tuanya ketika di dunia.

Perjalanan menelusuri lorong waktu terus berlanjut. Sampailah ruh Aslina di malam yang gelap, kelam dan sangat pekat sehingga dua malaikat dan amalnya yang ada disisinya tak tampak. Tiba-tiba muncul suara orang mengucap : Subnallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar. Tiba-tiba ada yang mengalungkan sesuatu di lehernya. Kalungan itu ternyata tasbih yang memiliki biji 99 butir.

Perjalanan berlanjut. Ia nampak tepak tembaga yang sisi-sisinya mengeluarkan cahaya, di belakang tepak itu terdapat gambar kakbah. Di dalam tepak terdapat batangan emas. Ruh Aslina bertanya pada amalnya tentang tepak itu. Amalnya menjawab tepak tersebut adalah husnul khatimah. (Husnul khatimah secara literlek berarti akhir yang baik. Yakni keadaan dimana manusia pada akhir hayatnya dalam keadaan (berbuat) baik,red).

Selanjutnya ruh Aslina mendengarkan azan seperti azan di Mekkah. Ia pun mengatakan kepada amalnya. ''Saya mau shalat.'' Lalu dua malaikat yang memimpinnya melepaskan tangan ruh Aslina. ''Saya pun bertayamum, saya shalat seperti orang-orang di dunia shalat,'' ungkap Aslina. Selanjutnya ia kembali dipimpin untuk melihat Masjid Nabawi. Lalu diperlihatkan pula kepada ruh Aslina, makam Nabi Muhammad SAW. Dimakam tersebut batangan-batangan emas di dalam tepak ''husnul khatimah'' itu mengeluarkan cahaya terang. Berikutnya ia melihat cahaya seperti matahari tapi agak kecil. Cahaya itu pun bicara kepada ruh Aslina. ''Tolong kau
sampaikan kepada umat, untuk bersujud di hadapan Allah.''

Selanjutnya ruh Aslina menyaksikan miliaran manusia dari berbagai abad berkumpul di satu lapangan yang sangat luas. Ruh Aslina hanya berjarak sekitar lima meter dari kumpulan manusia itu. Kumpulan manusia itu berkata. ''Cepatlah kiamat, aku tak tahan lagi di sini Ya Allah.'' Manusia-manusia itu juga memohon. ''Tolong kembalikan aku ke dunia, aku mau beramal.''

Begitulah di antara cerita Aslina terhadap apa yang dilihat ruhnya saat ia mati suri. Dalam kesaksiaannya ia senantiasa mengajak hadirin yang datang pada pertemuan alumni ESQ itu untuk bertaubat dan beramal shaleh serta tidak melanggar aturan Allah. Setelah kesaksian Aslina, instruktur Pelatihan ESQ Legisan Sugimin yang telah mendapat lisensi dari Ary Ginanjar (pengarang buku sekaligus penemu metode Pelatihan ESQ) menjelaskan bahwa fenomena mati suri dan apa yang disaksikan oleh orang yang mati suri pernah diteliti ilmuan Barat. Legisan mengemukakan pula, mungkin di antara alumni ESQ yang hadir pada Ahad (24/9) malam itu ada yang tidak percaya atau ragu terhadap kesaksian Aslina. Tapi yang jelas, lanjutnya, rata-rata orang yang mati suri merasakan dan melihat hal yang hampir sama.

''Apa yang disampaikan Aslina, mungkin bukti yang ditunjukkan Allah kepada kita semua, '' ujarnya.Legisan menjelaskan penelitian oleh Dr Raymond A Moody Jr tentang mati suri. Raymond mengemukakan orang mati suri itu dibawa masuk ke lorong waktu, di sana ia melihat rekaman seluruh apa yang telah ia lakukan selama hidupnya. Dan diakhir pengakuan orang mati suri itu berkata: ''Dan aku ingin agar aku dapat kembali dan membatalkan semuanya.''

Menanggapi kesaksian Aslina yang melihat orang-orang berteriak ingin dikembalikan ke dunia dan ingin beramal serta penelitian Raymond yang menyebutkan ''aku ingin agar aku dapat kembali dan membatalkan semuanya,'' Legisan mengutip ayat Al-Quran Surat Al-Mu'muninun (23) ayat 99-100:
Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata:''Ya, Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia).''(99) . Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (100).

Sebagai penguat dalil agar manusia bertaubat, dikutipkan juga Quran Surat Az-Zumar ayat 39:
''Dan kembalilah kamu kepada Tuhan-Mu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).''
Usai pertemuan alumni itu, Aslina meminta nasehat dari Legisan. Intruktur ESQ itu menyarankan agar Aslina senatiasa berdakwah dan menyampaikan kesaksiaannya saat mati suri kepada masyarakat agar mereka bertaubat dan senantiasa mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Setelah acara, banyak di antara alumni yang bersimpati dan ingin membantu pengobatan sakit gondoknya. Para hadirinpun menyempat diri untuk berfoto bersama Aslina.

Semoga pembaca dapat mengambil pelajaran dari kesaksiaan tersebut.

Nb : Bagikan cerita ini kepada semua orang, agar mereka mendapat hikmahnya dari cerita ini. Ternyata hidup ini hanya sementara, dan hanya amal serta hati yang bersih yang menuntun kita menuju jalan kehadapan Illahi.

dikirim oleh adriyanto hadiawan pada 13 maret 2009
nih website-nya si Zionis Israel....
gila ya...



Ayuk temen2 kita berjuang melawan Zionis Israel dan Amerika Serikat dengan boikot produk2 mereka.


Tahun 2008 ini ditutup dengan catatan kejahatan kemanusiaan oleh Israel. Dengan alasan melakukan serangan balasan (siapa yang mulai?), mereka membombardir Palestina dengan korban kebanyakan wanita dan anak-anak. Luar biasanya, dan tidak perlu heran lagi, Amerika menghimbau Hamas untuk menahan diri (dari apa?). Ibaratnya si A sudah babak belur ditonjok dijotos dibogem sama si B, lalau si C dengan enteng ngomong, eh A, tahan diri dong, gila lu ya. Padahal si B gak babak belur atau sebam sama sekali.



Kita yang berada ribuan kilometer dari tempat terjadinya perang ini, akan sulit sekali membayangkan rasanya dibom oleh perlengkapan perang berat seperti itu. Bahkan, saat ini saja, saya sedang duduk di atas kursi yang empuk di kantor saya. Langit tampak biru. Awan seputih kapas. Sungguh, sulit sekali membayang di belahan dunia lain masih ada bangsa yang mengalami penjajahan. Sulit sekali membayangkan ada negara yang tidak bisa serelatif aman dan tenteram seperti negeri kita ini. Begitu kerasnya hidup di bawah bayang-bayang penjajah, sehingga anak yang belum akil balig pun sudah menggenggam senjata.



Sulit sekali membayangkan hidup di antara desingan peluru dan dentuman bom yang mungkin saja setiap saat bisa merenggut nyawa kita sendiri. Sulit sekali membayangkan harus menjalani hidup seperti itu seperti layaknya kita yang dengan nyaman pergi pulang kantor setiap hari bagaikan rutinitas. Sulit sekali membayangkan bahwa setiap bentuk perlawanan terhadap penjajahan itu disebut sebagai aksi teroris. Untuk Indonesia, hal itu sebenarnya tidak perlu diperherankan lagi. Pada waktu jaman penjajahan Belanda, para pejuang kita yang mulia itu disebut ekstrimis (baca: teroris) oleh para penjajah. Demikian juga Palestina. Organisasi yang terbentuk sebagai badan pelawan penjajah (baca: Hamas) dicap teroris oleh Israel. Sayangnya, karena jaringan berita global berada di bawah gurita Israel, mereka semua ikut-ikutan mengecap Hamas sebagai organisasi teroris. Padahal, mereka adalah pasukan pembela diri dari penjajah. Bahkan, ada juga yang bilang bahwa batas negara Palestina tidak jelas. Dulu, saya sendiri berkeyakinan bahwa Palestina adalah negara yang tidak memiliki wilayah.



Sungguh sulit sekali untuk turut berjuang membela mereka yang terjajah di sana. Betapa enak dan empuknya kursi ini. Betapa empuk dan hangatnya kasur menunggu di rumah. Betapa enak dan lezatnya makanan yang kami makan tadi siang dan malam nanti. Walaupun bangsa Indonesia adalah bangsa yang terlahir dari bebasnya penjajahan, generasi sekarang adalah generasi yang sudah tidak memegang senjata lagi secara fisik. Tapi, kita punya hal yang lebih baik dari fisik: nurani.



Bisa apa dengan nurani? Katakan tidak pada penjajahan. Tidak satu pun negara di dunia saat ini, kecuali Amerika, yang tidak mengecam Israel. Bahkan di tingkat yang paling lemah, mereka hanya diam saja. Apa yang bisa kita lakukan? Tidak perlu terbang ke sana dan ikut berjuang. Sekali lagi, gunakan nurani. Apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi kemampuan perang mereka. Jangan lemah. Jangan dengar kata orang bahwa semua itu percuma. Tidak banyak yang memberitakan bahwa perekonomian Denmark sempat melemah ketika negara itu mengalami boikot ketika kasus pelecehan Nabi beberapa tahun lalu. Itu adalah indikator bahwa kita bisa punya kekuatan untuk membuat impact secara tidak langsung.



Yang bisa kita lakukan saat ini adalah boikot. Sekali lagi, jangan lemah. Pernah perhatikan bahwa kita menggunakan produk-produk dari produsen yang membantu anggaran Israel? Produk-produk seperti Coca Cola, MacDonalds, Nokia, Starbucks dan lain-lainnya berasal dari produsen yang dengan setia membantu Israel menjajah Palestina. Tidak ada yang menjanjikan apa pun dari kegiatan boikot ini. Ini hanyalah panggilan nurani untuk mempertimbangkan lain kali Anda membeli produk-produk tersebut. Renungkanlah sebentar. Ciri-ciri produk pendukung Israel biasanya mahal dan tidak berguna. Starbucks, contohnya. Pernahkah Anda renungkan, kenapa untuk segelas kopi yang bisa Anda bikin sendiri harganya mencapai Rp.30,000? Dengan uang 1jt rupiah, Anda bisa mendapatkan fitur yang lebih banyak dari hape lain dibanding Nokia. Itulah ciri-ciri produk pendukung Israel. Sekali lagi, saya tekankan, boikot ini bukan untuk orang yang lemah. Orang lemah akan beralasan, tidak mungkinlah, kita kan bergantung sama mereka. Silahkan saja. Tidak ada dosa di sini. Paling tidak, itu menurut saya. Tapi, bila Anda orang yang kuat, silahkan lihat daftar produk-produk yang menurut Anda tidak perlu dibeli lagi di sini: http://www.inminds.co.uk/boycott-israel.html Jangan boikot apabila Anda lemah.



Lain kali Anda menyeruput Coca Cola di MacDonalds dan kemudian duduk santai di Starbucks, nikmatilah selagi bisa. Namanya perang, akan ada yang kalah. Jangan pernah beranggapan Palestina akan kalah. Irak yang diklaim sudah dimenangi oleh Amerika saja masih mendapat perlawanan dan hingga saat ini sudah ribuan tentara Amerika tewas tanpa alasan yang jelas. Demikianlah yang terjadi apabila kedaulatan suatu negara dirampas dengan kekerasan.



Sekali lagi, lain kali Anda menyeruput Milo dari Nestle, sambil SMS-an dengan hape Nokia, ingatlah, Anda tidak dosa. Tidak perlu merasa bersalah apabila uang yang Anda keluarkan digunakan untuk anggaran perang penjajah. Anda tidak dosa. Anda hanya lemah. Itu wajar. Negeri ini memang berada ribuan kilometer dari tempat terjadinya penjajahan. Mungkin saat Anda membaca tulisan ini, Anda sedang duduk nyaman di atas perabot Marks & Spencer. Rileks saja. Tidak perlu cemas. Perang itu tidak mungkin sampai di negeri ini. Kalau pun sampai. Tenang saja. Akan ada tempat lain di mana orang-orangnya mungkin akan berkelakuan sama seperti Anda sekarang ini: santai dan rileks di tempat yang nyaman, empuk dan hangat.



Pesan saya untuk Palestina, teruslah berjuang. Maafkan kami, belum bisa menyumbang secara fisik. Tapi, kami tidak akan lupa, Palestina!



Best regards,

Afandi

di kirim oleh andriyanto hadiawan pada tgl 13 jan 2009

Jumat, 20 Maret 2009

Rebutlah hati suamimu dengan bersegera menta’atinya

Istri yang bijak adalah istri yang dapat mengerti dan memahami kewajiban yang harus dilakukannya. Memahami bahwa mentaati suami merupakan salah satu kewajibannya. Dan bahwa mentaati suami dalam perkara yang bukan maksiat merupakan penyebab ia masuk ke dalam jannah.

Rasulullooh Shololloohi ‘alahi wassallaam telah bersabda:

“Apabila seorang wanita telah mengerjakan sholat lima waktu, puasa bulan ramadhon, menjaga kemaluannya, mentaati suaminya, maka akan dikatakan kepadanya: “Masuklah jannah dari pintu manapun yang engkau suka”. (Shahih Al-Jami’ Al Kabir)

Ketahuilah, kewajiban utama seorang istri terhadap suaminya adalah mentaatinya dalam perkara-perkara yang bukan maksiat dan tidak menyeret kepada mudhorat. Ketaatan istri ini akan memberikan pengaruh yang amat besar dalam menciptakan suasana keluarga yang harmonis. Dalam hadits tentang kisah delegasi kaum wanita, mereka menyebutkan tentang pahala yang diperoleh para lelaki dengan jihad, kemudian mereka bertanya, “Bagaimana kami dapat memperoleh keutamaan seperti demikian?”

Maka Rasulullooh Shololloohi ‘alahi wassallaam bersabda:

“Sampaikan kepada para wanita yang kalian jumpai bahwa mentaati suami dan menunaikan hak-haknya dapat menyamai semua keutamaan itu…” (HR. Al-Bazaar dan Ath-Thobrani)

Kewajiban kepada suami bukan berarti menihilkan kepribadianmu sebagai wanita. Bukan berarti hegemoni kaum lelaki terhadap wanita dan bukan pula berarti kehidupan rumah tangga menjadi ajang pertempuran, penentangan dan membuat keras kepala. Namun, merupakan kehidupan yang mana kesantunan menjadi ciri utamanya.

Sesungguhnya ketaatan istri kepada suaminya secara ma’ruf dan kecintaannya kepada suaminya bisa mengangkat kedudukannya di sisi Allooh dan mendatangkan kebahagiaan dan ketenangan baginya. Dan suaminya juga akan mentaatinya dan menuruti keinginannya yang syar’i. Dalam sebuah mutiara-mutiara hikmah, disebutkan: “Sebaik-baik istri adalah yang ta’at, mencintai, bijak, subur lagi penyayang, pendek lisan (tak cerewet) dan mudah diatur.”

Suami akan sangat gembira ketika mendapatkan istrinya segera mentaatinya, tidak bermalas-malasan dalam menunaikan apa yang dikehendakinya, bahkan terkadang sampai pada taraf kedua-duanya memahami apa yang diingini oleh pasangannya, ia tidak perlu memikirkannya sebelum menyebutkannya.

Itu berarti engkau benar-benar mengharapkan ridha suamimu dan berusaha untuk meraihnya. Dan juga berarti engkau mengetahui jalan menuju jannah.

Rasulullooh Shololloohi ‘alahi wassallaam bersabda:

“siapa saja wanita yang meninggal sementara suaminya ridho terhadapnya maka ia pasti masuk jannah.” (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim)

Dikutip dari Kuuni Zaujatan Naajihatan, DR. Najla’ As-Sayyid Nayil.

diambil dari www.jilbab online.

Jumat, 27 Februari 2009

Kasih dan Cinta mengalahkan semuanya.........

Untuk Sahabat2ku, ini sebuah kisah menyentuh hati dalam foto yang nyata.
Tuhan itu maha adil dan maha penyayang, Kisah seorang suami istri dalam keluarga yang sangat sederhana, melihat rata2 sosok laki nya itu
bisa dinilai seorang pria yang cukup sempurna terutama dalam penampilannya, tapi dia mempunyai seorang istri yang mempunyai kelainan
dalam fisiknya, dimana wanita tersebut tidak mempunyai kaki sama sekali total dai ujung kaki hingga ujung paha bahkan wanita itu tidak memiliki
sama sekali pinggul (bagian dari pangkal paha hingga batas pinggang), jadi sulit skali bila duduk karena tida memiliki alas dibawah pinggang tsb.,
tapi kebesaran Tuhan tentu lain, wanita tersebit memiliki suami yang cukup ganteng, masih muda dan sangat cukup sempurna mau memiliki dan
mengasihi seorang wanita yang mempunyai cacat fisik bawaan. mereka sekarang dikaruniai dua orang anak yang sangat sempurna dan lucu sekali.
Silahkan anda menyimak satu persatu foto2 keluarga tersebut tentu saya melihatnya dengan hati sangat haru.





















marilah kita mengambil hikmah dari skenario Alloh di atas. semoga Alloh membimbing kita.

diambil dari kiriman email dari saudara Andrianto Hadiawan.

Rabu, 18 Februari 2009

MARILAH PARA IKHWAN MERENUNGINYA


Banyak diantara kita sering merasa bahwa diri kita adalahorang yang paling sholeh dan orang yang aling baik. Tetapi di balik perasaan itu kita tiada merasa bahwa kita adalah orang yang egaois orang yang maunya menang sendiri. dalam tulisan ini saya hanya akan memandang dari satu prespektir\f pandangan saja, yang insya Alloh dapat mengingatkan kita untuk segera berbenah diri


Coba kita lihat banyak di masjid-masjid, di mushola-mushola ataupun di tempat sarana-sarana ibadah banyak kita temukan para ikhwan bergerombol berjalan kesana dan kemari asyik dengan aktifitasnya masing-masing. Mereka banyak meluangkan waktunya untuk ibadah dan aktifitas dakwah, dan merekapun menikmatinya.

Tidak jauh beda, disisi lain dari masjid tampak para akhwat yang sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing, mereka berusaha menikmati apa yang mereka lakukan.

Jika lihat lebih dekat satu persatu dari wajahnya tampak dari wajah para ikhwan tersebut yang menunjukkan bahwa usia mereka sudah lebih dari cukup, (minimal mereka sudah baligh). Tapi jika ditanya apakah mereka sudah pada menggenapkan agama mereka? Banyak diantara mereka dan dapat dipastikan bisa lebih dari lima puluh persen dari mereka para aktifis muda belum menggenapkan agamanya.

Begitu juga dengan para akhwat jika dilihat satu persatu dari mereka, tampak dari wajah mereka yang menunjukkan bahwa mereka sudah banyak yang siap untuk menerima sesosok orang yang mampu melindungi dan memimpin aktifitas kehidupannya. Tetapi kenapa mereka belum juga menggenapkan agama mereka????

Entah dari fenomena tersebut terdapat hikmah apa yang harus kita renungkan, tapi yang saya tekankan alangkah indahnya apa bila kita bisa selaras dan seimbang dalam merasakan nikmatnya ibadah dan beraktifitas karena Alloh.

Coba kita lihat satu persatu dari fenomena tersebut, dari pihak ikhwan mereka sangat aktif, produktif begitu juga pihak akhwat, dari pihak ikhwan mereka mampu beribadah beraktifitas sebagai layaknya seorang ahli ibadah mereka khusuk dalam beribadah dan giat dalam aktifitas dakwahnya. Walaupun usia mereka sudah beranjak dan bertambah dari tahun ketahun, mereka tetap tenang dalam menjalaninya. Mereka merasa semakin bertambah usia semakin mantap mereka merencanakan kehidupan dan semakin siap untuk menjalani hidup berumah tangga.

Mereka berusaha (menurut mereka) mempersiapkan apa yang mereka rasa butuh untuk di persiapkan dalam menjalankan aktifitas kehidupan berumah tangga. Mereka mengulur – ulur waktu setiap diberi sebuah penawaran tentang seorang akhwat yang sudah siap mengarungi bahtera rumah tangga bersamanya. Mereka merasa bahwa meraka belum siap, padahal usia mereka sudah cukup dan kadang banyak yang lebih dari cukup.

Mereka mengajukan berbagai alasan untuk menolak tawaran tersebut, alasan ekonomi yang belum mapan, alasan kesiapan mental yang belum siap, alasan keluarga yang belum membolehkan untuk berkeluarga dan masih banyak lagi alasan yang mungkin mereka ungkapkan. Mereka merasa semakin bertambah usianya maka akan semakin siap dan semakin matang mentalnya.

Mereka merasa tidak cocok dengan criteria akhwat yang diajukan kepadanya, atau mungkin profesi yang mereka cari kurang sesuai dengan apa yang mereka harapkan dan sebagainya.

Padahal semua alasan yang mereka ungkapkan berkaitan dengan kriteria sebenarnya kurang logis, kita telah diajarkan bahwa kita bahwa yang terbaik bagi kita dalam memilih wanita adalah karena agamanya bukan karena harta, keluarga, ataupun kecantikannya. Sedangkan alasan-alasan yang lain, sebenarnya ada pemecahannya jika memang mereka sudah benar-benar sudah meniatkan diri untuk membina keluarga.

Bukannya tidak boleh mempersiapkan diri dan memantapkan persiapan, tapi jangan kita mengulur-ulur dan menunda-nunda sebuah perintah dan sunnah rasululloh. Mungkin saudaraku para ikhwan telah mengetahui dan boleh jadi hafal dengan hadist rasululloh Muhammad SAW yang berbunyi “ hai para pemuda, barang siapa di antar kalian sanggup menikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih menahan pandangan dan lebih menjaga kemaluan.” (Muttafaq Alaih)

Sudah banyak para akhwat yang sudah menunggu kalian para ikhwan, mereka telah siap secara lahir batin untuk membina keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah, keluarga yang berlandaskan pada ridho Alloh ta’ala.

Menurut anda, semakin lama persiapan yang disiapkan maka semakin mantap pula persiapan kita, tetapi tidak begitu dengan para akhwat, semakin lama anda mempersiapkan persiapan tersebut maka semakin gundah perasaan mereka, wajarlah di masyarakat kita akhwat cenderung lebih dinilai lebih jika mereka menikah pada usia yang tidak terlalu matang.

Karena pengaruh masyarakat yang kental di lingkungan kita maka mereka berusaha menghindari pandangan buruk masyarakat terhadap mereka, tetapi jika para ikhwan hanya giat untuk mempersiapkan bekal tanpa disertai dengan usaha untuk memulainya hal itu sangatlah mencemaskan mereka.

Bagi para ikhwan, marilah kita saling berbagi, jika anda dengan persiapan anda yang matang membuat anda semakin mantap untuk memulai menuju jenjang penikahan, maka persiapkannlah hal itu semua sesegera mungkin, janganlah anda mengulur-ulur waktu untuk menuju jenjang pernikahan.

Para akhwat sudah siap menerima anda apa adanya dan mereka tidaklah mementingkan permasalahan fisik maupun financial ataupun masalah-masalah sekunder lainnya, yang mereka cari adalah sesosok lelaki yang mampu membina bahtera keluarga yang di arunginya menuju ridho Alloh ta’ala.

Oleh karena itu tetaplah anda semangat untuk mempersiapkan segalanya, dan janganlah ragu-ragu anda untuk memulainya dengan niat untuk mencari ridho Alloh SWT, dan dengan cara yang di ridhoiNya.

Cukuplah Alloh Bagi Kita Sebagai Penolong.

Semoga tulisan ini dapat menyemangati para ikhwan untuk segera menuju jenjang pernikahan, dan membina keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah, keluarga yang dipenuhi oleh rahmat dan ridho Alloh SWT.

Rabu, 14 Januari 2009

JIHAD FIISABILILLAH

Segala puji bagi Alloh yang telah memberikan banyak sekali kepada kita yang kita tidak akan mampu untuk menghitungnya.

Sholawat serta salam tercurah kepada Nabi Alloh Muhammad SAW, yang kita nantikan safaat beliau di akhirat kelak.

Di hari ini diwaktu ini dan di daerah ini kita merasakan keadaan yang nyaman, terbebas dari huru hara, dan tanpa kekerasan. Berbeda dengan saudara-saudara kita di jalur Gaza, mereka sedang dilanda kebingungan, kengerian, kegalauan, dan masih banyak lagi perasaan yang tidak bisa kita tuliskan di sini.

Banyak media masa yang mengabarkan semakin hari semakin menghawatirkan keadaan saudara-saudara kita di daerah tersebut. Pertanyaannya sekarang yang mucul pada diri kita adalah seberapa peduli kita terhadap mereka?

Mereka merasakan kegelapan dan kedinginan di waktu malam, merasakan kepanasan dan kekhawatiran di waktu siang, banyak anak-anak kehilangan orang tuanya, dan banyak orang tua ditinggal oleh putra kesayangannya. bagaimana dengan kita ? sudah mampukah kita ikut merasakan apa yang mereka rasakan.

Menukil sedikit dari Alquran bahwa Alloh berfirman “setiap mukmin itu bersaudara”. Mereka orang – orang mukmin yang sedang dilanda kegalauan, kekhawaitiran dan kesedihan akibat kehilangan kerabatnya adalah saudara kita, lebih pantas kita menganggapnya sebagai bagian dari darah daging kita sebagai seorang mukmin.

Tidaklah patut bagi kita untuk hanya mendengarkan kabar melalui media masa dan media kaca tentang kondisi saudara-saudara kita di sana, dan bukan zamannya lagi kita menunggu di ajak atau menunggu di koordinir untuk membantu mereka.
Sudah saatnya kita umat muslim dimanapun kita berada merealisasikan bukti kecintaan kita kepada islam, bukti kecintaan kita kepada Alloh, dan bukti kecintaan kita kepada Rosululloh Muhammad SAW dengan memberikan aksi kita dalam berjuang (berjihad) membantu saudara-saudara kita di sana, semaksimal mungkin yang mampu kita berikan.

Sudah banyak penggalangan – penggalangan dana bantuan yang dikelola oleh ormas-ormas yang insya Alloh mereka membela islam. Marilah kita membantu mereka saudara-saudara kita yang sangat membutuhkan bantuan kita saat ini. Dan jangan lupa doakan saudara-saudara kita yang sedang berjihad fisabilillah di jalan Alloh yang sedang melawan zionis Israel. Semoga Alloh memberikan yang terbaik untuk mereka.


WAHAI SAUDARA-SAUDARAKU PARA MUJAHID DI PALESTINA, TETAPLAH SEMANGAT, KAMI BERADA DIBELAKANGMU, MENDUKUNGMU, DAN SIAP BERKORBAN JIHAD FIISABILILLAH DI JALAN ALLOH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!


10 Muharram 1430

YANG TERBAIK BAGI KITA

Seperti hari-hari biasanya saya berada di depan sebuah computer yang sudah agak tua, saya menuliskan sebuah tulisan yang semoga kita semua bisa mengambil ibroh dari setiap kalimat yang tertulis.

Hari yang tidak pernah disangkapun tiba, dimana kita menjalani hari-hari kita tanpa kita menduga sebelumnya bahwa kita akan seperti apa yang terjadi di saat ini.
Cobalah anda sekalian merenung, pada saat ini dan di hari ini apa yang sudah anda perbuat? Sudahkah terbayang aktivitas yang anda lakukan di saat ini terbayang sejak satu hari, satu bulan atau mungkin satu tahun sebelum hari ini. Sungguh hal itu tidak terbayangkan. Kita hanya bisa berencana bahwa besok kita akan seperti “a” tapi kita belum bisa menjabarkan secara detail aktivitas yang akan kita lakukan untuk sampai pada “a”.

Sebagai contoh, sejak dua tahun yang lalu kita berencana bahwa tahun ini kita harus sudah menikah, karena kita sudah mempunyai rencana seperti itu, maka kita dengan sekuat tenaga berusaha memdapatkan pasangan hidup yang ideal. Kita mengajukan proposal ke guru kita, atau kita minta teman untuk mencarikan ataupun cara-cara lain yang dibolehkan oleh syariat.

Boleh jadi dengan usaha keras kita, kita berhasil untuk melangsungkan pernikahan kita di tahun ini, tapi tidak menutup kemungkinan kita bisa saja tidak berhasil sehingga pernikahan kita tertunda.

Mungkin selain contoh di atas banyak lagi hal-hal di kehidupan ini yang menunjukkan kepada kita bahwa kita tidak kuasa untuk mengatur, bahkan mengatur kehidupan kita sendiri. Itulah kuasa Alloh, semua makhluk yang diciptakannya mampu Ia atur sedemikian harmonis.

Coba anda lihat, kehidupan disekitar kita, subhanalloh banyak sekali keharmonisa dan keselarasan dalam menciptakan ekosistem kehidupan. Tidak ada yang gunjing dalam ekosistem kehidupan ini. Kalaupun ada ketidak seimbangan ekosistem biasanya hal itu karena ulah manusia yang bersifat serakah.

Sangatlah kurang tepat jika kita yang tidak memiliki kemampuan untuk mengatur, bahkan diri sendiri masih sombong untuk tidak menyerahkan segalanya pada Alloh.
Kita sudah nyata tidak mampu mengatur kehidupan diri kita sendiri, tapi kita sombong, kita menginginkan kehidupan kita berjalan seperti apa yang kita rencanakan, badahal hal itu belum tentu yang terbaik buat diri kita.

Alloh sering memberikan sesuatu seperti apa yang kita minta, tapi kadang Alloh juga sering memberikan tidak seperti apa yang kita minta. Bukan berarati Alloh salah dalam memberikan nikmat kepada kita, tapi kadang kita yang kurang untuk berfikir bahwa yang diberkan kepada kita adalah nikmat yang terbaik bagi kita, nikmat yang mengantarkan kita kepada kenikmatan yang kekal setelah mati.

Kita mungkin masih bersikeras mengusakan apa yang kita idam-idamkan untuk kita raih di dunia ini, walaupun Alloh telah memberikan jawaban atas rahasia hidup kita dengan memberikan apa yang kita mohonkan kepadaNya walaupun berbeda dengan apa yang kita minta. Bisa jadi kita bisa mencapai apa yang kita idam-idamkan tersebut, tapi bisa jadi dengan kita bisa meraih apa yang kita inginkan tersebut, bisa membuat kita jadi orang yang lalai, atau mungkin bahkan sombong. Menyombongkan diri bahwa saya berhasil mencapai apa yang saya idam-idamkan dengan tangan saya sendiri, dia lupa bahwa ada Alloh dibalik setiap kejadian yang ia alami.

Dia merasa bahwa ia mampu untuk mengatur dan menentukan kehidupannya sendiri, tanpa ingat bahwa semua yang terjadi pada kehidupan ini adalah atas kehendak Alloh.

Bagi kita saudara-saudaraku, alangkah indah dan alangkah idealnya jika kita mencukupkan diri bahwa Alloh-lah yang lebih mengetahui apa yang terbaik buat kita, kita memasrahkan atas diri kita kepadaNya tanpa meninggahlkan doa dan ikhtiar.

Beruntunglah orang yang mampu untuk bersyukur atas setiap nikmat yang diberikan kepadanya.

Wallohu a’lam

15 Muharram 1430