Rabu, 06 Februari 2008

MUHASABAHKU




Sudah menjadi hal yang tidak asing bagi kita jika kita hidup, pasti memikirkan sesuatu yang akan kita capai dan kita usahakan selama hidup. Kita berusaha bagaimana kita bisa dipandang baik, lebih, atau minimal sama dengan orang yang berada di sekitar kita. Sebagai contoh jika kita berteman dengan seorang yang mempunyai mobil, dan hampir semua teman kita mempunyai mobil, dan bahkan hanya kita yang tidak punya mobil, apa coba yang akan kita usahakan ? bisa ditebak pasti anda berusaha sekuat tenaga untuk memiliki mobil. Itulah satu contoh kasus yang sering kita usahakan di dalam kehidupan ini

Memang dunia sering menghanyutkan pandangan kita dalam memandang hakikat kehidupan ini. Coba apa yang akan kita lakukan jika ada pekerjaan menumpuk di meja kita yang harus segera di kerjakan, dan pada saat itu juga adzan sedang dikumandangkan bertanda masuk waktu sholat dhuhur, masih banyak diantara kita masih cenderung untuk lebih sering memilih menyelesaikan pekerjaan itu terlebih dahulu. Padahal kita sering lupa bahwa tidak ada yang dapat menjamin bagi kita bahwa umur kita akan sampai pada waktu saat kita selesai mengerjakan pekerjaan kita.

Kehidupan yang sesungguhnya yang kita hadapi ini sebenarnya tidak hanya sekedar kehidupan dimana kita berada sekarang, masih ada kehidupan lain yang akan kita lalui setelah kehidupan dunia ini. Coba kita ingat orang – orang, tetangga, saudara, yang sekarang meraka entah enggak tau dimana, cuma ada bekas peninggalannya yang katanya dia pernah ada di lingkungan kehidupan kita ini, yaitu nisan yang terdapat di pekuburan. Kemana mereka sekarang, apakah mereka senang sekarang atau palah sebaliknya, tidak ada orang yang tau.

Tapi kenapa saat kita melewati pekuburan tidak terpikirkan bagi kita untuk melihat lebih jauh pada diri kita, apakah kita sudah siap menjalani kehidupan yang selanjutnya itu, yang semua modal hanya kita dapat di kehidupan sekarang ini, tidak pada kehidupan yang lainnya. Modal itu tidak didapatkan hanya dengan menjalani kehidupan ini begitu saja tanpa ada usaha yang harus di lakukan. Modal itu sebenarnya mudah didapat, tetapi karena nafsu kita terhadap dunia ini yang telah mengabaikan modal – modal itu begitu saja, bahkan mecampakkan, tidak berusaha untuk mendapatkannya.

Entah kenapa kita sering lebih mementingkan nafsu kita dari pada berusaha sekuat tenaga untuk mengumpulkan modal untuk menjalani kehidupan selanjutnnya, yang kehidupannya tiada henti dan kekal adanya, tidak seperti kehidupan sekarang. Jika di kehidupan ini kita masih dibatasi oleh waktu.

Mumpung kita masih diberi waktu oleh Alloh untuk menjalani kehidupan dunia ini, maka gunakannlah waktu yang sedikit ini untuk mengumpulkan modal untuk kehidupan selanjutnya, tidak mengumpulkan modal yang hanya kita nikmati di kehidupan ini.

Ya Alloh berilah kemampuan kepada kita untuk dapat menjalani kehidupan ini secara baik, dan mempunyai modal yang banyak dalam menjalani kehidupan selanjutnya yang tidak akan habis. amin

DOA KU




“Ya Tuhanku, tak layak bagiku menghuni surga Firdaus-Mu
Namun aku tak kuat bila menempati nereka Jahim.

Maafkanlah semua kesalahanku dan ampunilah semua dosaku
Karena hanya Engkaulah yang mengampuni dosa – dosa yang besar.

Perlakukanlah daku dengan perlakuan yang terhormat
Dan kokohkanlah keyakinanku pada jalan yang benar.”



Diatas adalah syair sekaligus doa yang mungkin sudah sering kita dengar melalui lagu (nasyid) ataupun yang lainnya. Doa yang indah yang mampu menerjunkan hati kita kedalam jurang yang dalam yang menimbulkan rasa ketergantungan sepenuhnya kepada Alloh, dan hanya kepada Alloh tidak kepada yang lainnya.

Memang dalam kehidupan ini hanya Alloh lah yang mampu memaafkan semua kesalahan, mengampuni dosa, menjadikan kita terhormat dan mengokohkan keyakinan kita.

Tidak sering kita merasa sudah mampu untuk meraih surganya Alloh sebagai pemilik mutlaknya hanya dengan melakukan sekelumit amal yang pada hakikatnya belum tentu amal itu membuahkan hasil atau diterima oleh Alloh. Dan kita merasa tidak mempunyai dosa walaupun setiap hari atau mungkin setiap saat kita sudah menambah dosa tanpa kita sadari.

Sebesar apapun amal kita, itu tidak mempu menghantarkan kita kepada surganya Alloh. Hanya kehendak Allohlah yang mempu menghantarkan kita kepada surgaNya atau menjauhkan kita dari nerakaNya.

Bila seumpanya kita beribadah seumur hidup, dari sejak kita lahir sampai kita matipun belum mampu untuk memenuhi atau membayar apa yang telah diberikan Alloh kepada kita. Maka tidaklah cocok bagi kita menyombongkan diri terhadap apa yang sudah kita usahakan.

Alloh sebagai pemilik kehidupan ini mempunya hak untuk menentukan hasil dari yang diusahakan hambanya di dunia ini. Kita sebagai hamba hanya bisa berusaha dan merengek penuh harap untuk dapat di jauhkan dari nerakaNya dan memohon di pertemukan dengan Nya dan rasul – rasulnya serta orang – orang yang saleh di surganya.

Wahai saudaraku marilah kita tingkatkan usaha kita untuk mendapatkan surganya Alloh, dan rasa ketergantungan kita hanya kepada Alloh, karena hanya kepadaNya kita dikembalikan dan diberi balasan terhadap apa yang sudah kita usahakan.

Maha adil Alloh terhadap apa yang telah diciptakanNYa.