Jumat, 03 Oktober 2008

PERJALANAN HIDUP KITA

Hidup didunia ini adalah seperti orang mampir ke suatu tempat dalam sebuah perjalanan panjang untuk beristirahat sejenak. Kalau kita menilik kebelakang akan terasa bagi kita bahwa umur telah dilalui begitu saja dan terasa amatlah singkat.

Orang yang sudah berumur 20 tahun duapuluh tahun yang sudah terleweti begitu singkat, orang yang sudah berumur 30 tahun menganggap bahwa ia baru saja lulus dari sekolah menengah atas dalam beberapa tahun lalu, orang yang sudah berumur 40 tahun merasa bahwa ia barusaja memulai kehidupannya, dan mungkin masih banyak anggapan-anggapan lain tentang waktu yang sudah dilewati.

Berbeda dengan orang yang belum melewati waktu demi waktu, hari demi hari, umur demi umur. Mereka merasa untuk mencapai umur tiga puluh tahun masih harus menempuh banyak waktu, untuk menempuh umur empat puluh tahun masih terasa jauh, dan masih banyak perasaan-perasaan yang menunjukkan bahwa kita masih punya banyak waktu dalam persinggahan kehidupan dunia ini.

Coba kita lihat sekeliling kita, kita lihat anak-anak kita atau anak-anak tetangga yang tadinya masih kecil belum bisa berjalan, secara berangsur-angsur ia sekarang sudah tumbuh dan berkembang dan mungkin sudah bisa bermain dengan teman-teman sebayanya. Cobalah lihat ibu-bapak kita, yang dulu rambut mereka berdua masih ditutupi oleh mahkota berwarna hitam, sekarang coba lihat sudah mulai pudar warna hitam tersebut termakan oleh usia. Cobalah kita lihat tetangga-tetangga kita, yang pada lebaran tahun lalu masih bertemu dengan kita, sekarang ?????, mereka telah mengikuti jadwal pemberangkatan lebih awal dari kita untuk perjalan selanjutnya. Selanjatnya tinggal giliran kita ……….

Kita merasa bahwa waktu terasa berhenti untuk diri kita, kita bahwa kita masih sama antara yang dulu dan sekarang, kita masih merasa sebagai anak kecil jika bertemu dangan ibu-bapak dan kakak-kakak kita, padahal ibu-bapak dan kakak-kakak kita memandang kita bahwa kita sudah beranjak dewasa.

Wahai para diri, sadarlah bahwa waktu terus bergulir dari detik kedetik, dari menit kemenit, dari jam kejam, dari hari kehari dan seterusnya. Tiada waktu yang tertunda dan berhenti pada diri kita. Usia kita tanpa terasa bertambah seiring berjalannya waktu, yang menunjukkan jatah usia kita berkurang dalam peristirahatan ini ini.

Silahkan kita berkaca, lihatlah dan hitunglah sudah berapa surat dari Alloh yang mengingatkan kita bahwa waktu kita beristirahat tigal beberapa waktu lagi. Tanda – tanda pada diri seorang manusia yang merupakan signal dari Alloh sang Kholik yang memberikan informasi dan rambu-rambu bahwa kita tidak lama lagi harus melanjutkan perjalanan yang panjang ini.Layaknya informasi yang disampaikan di bandara, terminal atau pelabuhan saat pesawat, bus atau kapal akan segera berangkat berangkat dan kita adalah salah satu dari sekian banyak penumpang akan mengikuti jadwal pemberangkatan pada jadwal itu.

Maka wahai saudara seiman marilah kita sering untuk merenungi kehidupan kita ini, kita akan merasa bahwa Alloh itu maha kasih terhadap kita, maha Sayang terhadap kita jika kita sudah bisa menangis baik dalam hati maupun secara dhohir dalam merenungi kehidupan ini.

Biarkan air mata kita mengalir deras dan jatuh kebumi. Memang seperti itulah seharusnya kita. Kita harus sering memuji dan beristighfar atas apa yang sudah kita lakukan dan sudah diberikan Alloh kepada kita dalam masa peristirahatan ini. Kita mungkin lebih banyak menggunakan waktu istirahat ini bukan untuk mempersiapkan perjalanan selanjutnya. Tapi kita menghabiskan tenaga untuk mencari kesenangan pada waktu istirahat, sehingga kita tidak punya bekal baik secara material maupun spiritual untuk menjalani perjalanan kehidupan selajutnya.

Mumpung Alloh masih memberikan kesempatan pada kita untuk menggaunakan waktu yang masih tersisa, marilah kita semaksimal mungkin untuk menggunakannya seefektif mungkin, semaksimal mungkin. Perbanyaklah beristighfar atas kesalahan yang telah lalu, dan perbanyaklah beramal untuk bekal perjalanan selanjutnya.

Semoga tulisan yang ringan ini dapat mengingatkan kita semua untuk senantiasa memanfaat waktu yang tersisa hanya untuk Alloh Illahi Robbii.

Ya Alloh dengan penuh kerendahan kami memohon bimbinganMu agar kami mampu untuk mengabdi dan berjuang mencari ridho Mu. Amin


3 syawal 1429 H

BERSYUKURLAH

Alloh telah memberikan banyak nikmat kepada kita. Coba kita lihat disekitar kita, kita punya keluarga, saudara, dan teman, yang mereka menyayangi kita semua. Tidak hanya itu, kita punya fasilitas-fasilitas di rumah yang dapat memenuhi kebutuhan kita sehari-hari.

Setelah kita dilahirkan, Alloh langsung memberikan rezeki kepada kita melalui Air Susu Ibu (ASI), setelah kita mulai bisa makan, Alloh memberikan makanan yang mudah untuk kita cerna melalui orang tua kita, setelah kita beranjak anak-anak Alloh memberikan kepada kita ilmunya, sehingga kita disekolahkan oleh orang tua kita. Saat kita remaja Alloh memberikan lebih banyak lagi nikmat kepada kita, tidak hanya yang berkaitan dengan kebutuhan pribadi, tapi kita juga diberikan nikmat dan berhubungan social, kita diperkenalkan oleh Alloh dengan manusia lain, dan saat kita dewasa kita dikaruniai seorang pendamping hidup yang bisa menyejukkan hati kita. Disaat kita tua Alloh memberikan kepada kita momongan yang mau dan mampu mendoakan kita saat kita membutuhkan doanya, dan semoga saat kita mati nanti Alloh juga bekenan untuk memberikan nikmat khusnul khotimah kepada kita semua. Amin.

Yang kita bahas di atas adalah perwakilan dari sekian banyak nikmat yang telah diberikan oleh Alloh kepada kita. Dan impossible bagi kita untuk dapat menghitungnya, bahkan walaupun disediakan sebuah kalkulator yang mungkin mempunyai kapasitas berjuta-juta digit pun.

Alloh telah berfirman secara langsung kepada kita bahwa jika menghitung-hitung nikmat yang telah diberikan olehNya kepada kita kita pasti tidak akan mampu untuk menghitungnya. Oleh karena itu kita tidak usah menghitung-hitungnya karena kita pasti tidak akan bisa menghitungnya. Tugas kita adalah bagai mana kita bisa untuk mensyukurinya supaya Alloh berkenan untuk menetapkan atas kita nikmatnya dan berkenan untuk menambah kepada nikmat-nikmatNya yang lain.

Alloh telah memberikan sedikit resep agar Ia berkenan untuk menambah kepada kita nikmat. Resepnya ada pada surat Ibrahim ayat 7 , yaitu "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."

Tips yang sangat mudah dibaca, tapi butuh latihan untuk menerapkan nya. Syukurlah yang membuat Alloh berkenan untuk menambah bagi kita nikmat-nikmat berikutnya, dan ingkar terhadap nikmatlah yang membuat Alloh murka pada kita, sehingga Ia menarik nikmat yang sudah diberikan kepada kita, dan bahkan Alloh dapat memberikan azab bagi orang yang sudah keterlaluan dalam mengingkari nikmatnya.

Di dalam buku yang berjudul asli “ Mukhtashar Uddah Ash-Shaabiriin Wa Dzakhiirah Asy-Syaakiriin ” Atau Bisa Diartikan “ Ringkasan Perisai Orang-Orang Sabar Dan Bersyukur ” karya Ibnul Qayyyim Al-Jauziyyah, disebutkan bahwa syukur merupakan setengah dari iman. Maka bagi kita yang mengaku sudah beriman tidaklah lengkap jika kita tidak memiliki sikap syukur.

Tidak ada alasan bagi kita umat muslim yang beriman untuk tidak bersyukur, mari mulai sekarang kita berlatih dan terus belatih untuk banyak dan lebih banyak bersyukur kepada Alloh. Semoga Alloh berkenan membimbing kita untuk dapat menjadi orang yang bersyukur kepadaNya. Amin.

SELAMAT JALAN RAMADHAN



Mula-mula tulisan yang akan saya tulis adalah kalimat takbir “Allohu Akbar, Allohu Akbar, Allohu Akbar walillahilham.” Malam ini seluruh masjid di seluruh belahan dunia sedang mengumandangkan takbir, sebagai symbol kemenangan setelah menjalani peribadatan (pendidikan dan pelatihan) mulia selama sebulan penuh yang mengantarkan kepada kekondisi Taqwa.

Tapi entah kenapa saat sholat maghrib tiba dan saya pun segera menindakkan sholat maghrib secara berjamaah setelah berbuka, tanpa bisa tertahankan, mata menumpahkan air matanya ke bumi, hati terasa ada sesuatu yang sudah hilang dan meninggalkan kita semua dan belum tentu untuk tahun yang akan datang kita bisa menjumpainya kembali.

Sesuatu yang dinanti-natikan oleh banyak orang yang sangat merindukannya, orang yang merindukan rahmat dan maghfirohnya. Walaupun sebenarnya Alloh tidak hanya menurunkan rahmat dan maghfirohNya hanya disaat itu, tapi saat-saat itulah porsi rahmat dan maghfirohNya lebih banyak dari pada pada saat lain.
Saat itulah pintu surga dibuka selebar-lebarnya dan pintu neraka tertutup serapat-rapatnya.

Tapi sekarang dia telah meninggalkan kita semua, meninggalkan kita yang sangat menyayanginya, dan menunggu-nunggunya untuk kesempatan yang akan datang. Dialah Romadhon. Bulan yang penuh berkah.

Sejak maghrib tadi dia telah berpamitan dengan kita semua, berpamitan dengan penuh sopan-santun dan ramah untuk meninggalkan kita dan meninggalkan bekas yang semoga kita mendapatkannya, yaitu Taqwa.

Ditinggalkan oleh nya seperti ditinggal oleh sesuatu yang sangat berharga bagi kita, dia berpesan bahwa ia akan kembali untuk tahun yang akan datang, tapi dia tidak bisa berjanji bahwa akan menemui kita untuk tahun yang akan datang. Dia hanya mampu memberikan kabar bahwa ia hanya pergi untuk masa yang sudah ditentukan, dan pasti akan kembali.

Ya Alloh, ia telah melatih dan mendidik kami agar kita menjadi orang yang mempunyai gelar Taqwa (sesuai keinginanMU), semoga hasil latihan dan pendidikannya membekas selama sebelas bulan kedepan sampai kami bertemu kembali dengan nya, tapi jika kita kurang serius dalam mengikuti perkuliahannya sehingga kita kurang serius dalam mengikuti latihan dan pendidikannya semoga sebelas bulan kedepan mampu menggenapkan pendidikan dan latihannya.

Dan izinkan kami untuk bereuni dengan nya dan meng-upgrade, kemampuan kami untuk sesi latihan dan pendidikanuntuk tahun yang akan datang. Dan jika tahun ini adalah tahun terakhir bagi kami, kami memohon dengan penuh kerendahan hati agar hasil latihan dan pendidikannya selama 30 hari ini mampu menjadikan kami orang yang bergelar Taqwa, dan kami dikumpulkan dengan orang-orang yang berderajat Taqwa.

Hanya engkaulah ya Alloh yang tau apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi sekali lagi ya Alloh walaupaun baru beberapa jam kami ditinggalkannya, kami sudah sangat merindukannya untuk dapat diberikan kesempatanbertemu dengannya pada tahun yang akan datang.

Selamat jalan Ramadhan, semoga kita dapat bertemu untuk mengadakan pelatihan dan pendidikan lagi di tahun yang akan datang.

Terimakasih ya Alloh, engkau telah menciptakannya untuk kami semua.

I miss you forever.


1 syawal 1429, at 9.45 pm.