Minggu, 06 Juli 2008

SOK ‘ALIM

Judul tulisan yang kayaknya agak beda dengan biasanya, tapi menurut saya bagus untuk diangkat dijadikan tema tulisan, Alloh lagi menskenario kehidupan saya untuk menulis tulisan yang bertemakan “sok ‘alim

Kita diajari oleh guru kita agar kita tidak usah mengabaikan celetukan-celetukan orang yang mengomentari kita, khususnya saat kita sedang naik imannya, saat kita rajin ngaji, rajin berda’wah, rajin beribadah dll (yang idealnya itu harus tetap kita lakukan walaupun kita lagi futur, he…he...). Jenis celetukan-celetukannya banyak ada yang menyindir secara halus, ada yang terang terangan menolak, ada yang menyindir secara jelas dan mungkin ada jenis lain yang belum terklasifikasi. Tapi celetukan-celetukan yang paling sering kita dengar saat kita aktif berdakwah adalah “sok ‘alim”, ya enggak ……..? (klarifikasi) iya kan ………… ?

Memang kita lebih baik tidak mengabaikan celetukan-celetukan itu jika itu mengendorkan semangat kita untuk berda’wah, kita anggap sebagai angin lalu aja yang dengan segera kita tinggalkan dan tidak usah di pikir panjang. Tapi memang ada saat yang kita sebaiknya mengabaikan celetukan-celetukan itu, sebagai sarana kita untuk instropeksi diri.

Bagi kita yang sudah bisa menyemangati diri kita sendiri untuk selalu aktif berda’wah, ada kalanya butuh untuk mengabaikan komentar, masukan, apalagi kritik yang sifatnya membangun yang dilontarkan kepada kita. Mungkin komentar-komentar yang mereka lontarkan kepada kita memang benar adanya. Sebagai contoh karena kita menganggap diri kita sudah banyak ilmunya saat kita dinasehati oleh teman yang kita anggap berada di bawah kita keilmuannya kita pasti berdalih dan mencari alasan untuk mempertahankan pendapat atau tingkah laku kita. Iya enggak…………………?Iya kan…………….?

Contoh lain kita sudah merasa orang yang terpandang (biasanya terjadi pada saudara-saudara kita yang aktif dakwah di sekolah ataupun di kampus) setiap ada pengajian ataupun halaqoh yang kita merasa bahwa materi yang disampaikan masih dangkal kita enggan untuk datang (apa lagi apabila acara yang memformat kegiatannya bukan kita sendiri). Iya enggak ……………………………..? Iya kan ………………………?

Contoh lagi, kita merasa bahwa kita orang-orang yang paling senior ditataran dakwah kampus, pasti kita jadi males jika ada orang lain yang ternyata mereka lebih mumpuni dan lebih luas amanahnya sedangkan kita berada diwilayah lingkup amanahnya (enaknya bilang : ada orang lain yang ternyata menseting atau mengarahkan aktifitas dakwah kita) pasti kita enggan untuk melaksanakan dan mendukungnya, dan kita merasa kenapa kok diatur-atur ? padahal kita sering mengatur (mengarahkan) adik-adik di kampus.
Iya enggak ………………………………….? Iya kan …………………………….?

Dan masih banyak lagi contoh-contoh riil yang mungkin kalo di tuliskan dalam tulisan ini akan menghabiskan berhalaman-halaman. Kalo diantara pembaca ada yang merasa tersinggung dengan contoh yang saya tuliskan di atas sebaiknya pembaca segera instropeksi diri dan mendengar masukan, saran, kritikan yang membangun dari orang lain.

Coba sebelum tidur memuhasabahi apa yang banyak dikomentarkan oleh orang luar, jika memang itu ada di dalam diri kita ya….. sebaiknya kita melakukan perbaikan diri, enggak usah nunggu lama-lama, dan enggak usah nunggu besok, mulai sekarang kita harus mempunyai tekad untuk berubah menjadi lebih baik dan lebih bisa bermanfaat bagi orang lain dan tidak egois, yang maunya menang sendiri.

Dengan catatan kita jangan jadi kendor dan jadi kurang bersemangat dalam berda’wah, bahkan dengan masukan tersebut kita menjadi semangat untuk berda’wah dengan cara kita memberikan contoh teladan melalui proses perubahan kita menuju arah yang lebih baik. Itu hanya episode yang dibuat oleh Alloh agar kita tidak terlalu ke PeDe an dengan apa yang sudah kita punya. Dan tidak merasa bahwa kita sudah menjadi orang yang paling dekat dengan Alloh.

Coba kita lebih sering membaca buku tentang kisah sahabat ataupun kisah-kisah orang terdahulu yang mempunyai standar keimanan jauh di atas kita, supaya kita tidak dihinggapi sikap sombong atau takabbur dengan apa yang sudah kita lakukan. Masih jauh tatarannya disisi Alloh usaha yang kita lakukan dengan usaha yang mereka lakukan. Tapi sekali lagi kita jangan menjadi patah semangat Alloh pasti akan membalas walaupun kita mempunyai amal seberat biji sawi atau biji-biji lain yang lebih kecil sekalipun.

Yang penting kita berusaha dan berdoa, supaya kita dimasukkan kedalam golongan orang-orang yang bejuang di jalanNya. Dan jangan lupa, jangan sampai kita terjangkiti firus “sok ‘alim” ya.

Kita renungkan bersama ya………………

Wallahua'alam bishowab

Tidak ada komentar: