Rabu, 06 Agustus 2008

SAATNYA MENOLONG

Pernahkah anda melihat seorang ibu-ibu menggendong barang dagangannya pergi kepasar, yang mungkin jika kita taksir harganya tidak lebih dari seratus ribu rupiah. Atau mungkin lebih kurang dari itu.

Pernahkah anda melihat seorang ibu yang duduk dipintu masuk pasar dengan, menunggui pembeli untuk membeli barang dagangan alakadar yang bisa ia jual di pasar, atau mungkin barang makanan yang sudah ia buat di rumah.

Dan pernahkah anda menemukan seseorang yang menawar habis – habisan, dan ingin mendapatkan harga serendah – rendahnya dari harga yang ditawarkan saat melakukan jual beli dengan para ibu diatas.

Padahal di rumah, anak – anak para ibu tersebut menunggu kepulangan ibunya, dan mengharapkan ibunya membawa sesuatu yang baru yang dapat ia nikmati bersama saudara – saudaranya di rumah.

Tetapi karena dalam setiap transaksi jual beli yang dilakukan sang ibu, yang karena terpaksa karena pembeli sangat sedikit mereka menjual barangnya dengan harga yang relatif rendah dengan keuntungan yang rendah pula.

Di atas adalah satu ilustrasi dari sekian banyak ilustrasi yang mungkin tidak bisa saya tuliskan di sini semua, sebagai representator keadaan sikap dan kondisi mental kita.

Kita belum bisa menilik lebih jauh dalam setiap aktivitas yang kita lakukan, kita belum mampu menghadirkan kesusahan orang lain dalam perasaan kita. Kita masih hanya bisa ingin menang sendiri dengan mendapatkan harga terendah dalam setiap transaksi jual beli kita.

Padahal jika kita memberi sedikit lebih itu baik bagi kita, kita sudah bisa menolong sang ibu tadi sekaligus menolong keluarga yang menuggunya di rumah. Apalagi yang kita tolong adalah keluarga muslim. Alangkah beruntungnya orang yang dapat melakukannya.

Allah berfirman dalam sebuah hadits Qudsyi. "Bahwanya Allah menolong hamba-Nya, selama ia menolong saudaranya."

Hadis di atas adalah kunci bagi kita jika kita kepingin ditolong oleh Alloh SWT. Masih banyak saudara – saudara kita yang membutuhkan pertolongan membutuhkan uluran tangan kita untuk meringankan beban mereka dalam menjalani ujian hidup ini.

Dengan kita menolong sang ibu tadi sekaligus menolong keluarganya dengan penuh keikhlasan, berarti kita sudah memegang kunci untuk membuka pintu pertolongan Alloh bagi diri kita sendiri.

Semakin sering kita menolong orang lain khususnya menolong saudara semuslim (tidak hanya di sektor perdagangan), semakin banyak kunci – kunci pintu pertolongan Alloh yang dapat kita pegang, dan pertolongan Alloh adalah pertolongan yang tiada pertolongan yang lebih baik dari itu, alias pertolongan terbaik.

Oleh karena itu marilah kita galakkan program bagi diri kita sendiri yaitu ”program menolong”, yang dapat menggugah semangat kita untuk dapat sesering mungkin memberikan pertolongan bagi orang yang membutuhkan, khususnya saudara – saudara kita semuslim.