Sudah menjadi rahasia umum jika masa muda adalah masa yang menggebu – gebu terasa di dalam dada jika sudah membicarakan tentang lawan jenis, pasangan dambaan hati. Hati terasa mengembang dan ingin melayang terlepas dari raga jika sudah membicarakan tentang dambaan hati, yaitu orang yang diidam – idamkan akan menjadi orang yang setia mendampinginya dalam menjalani pahit – manis nya kehidupan ini.
Perasaan ingin bertemu, bercengkrama, bercanda, dan bersama sangat kuat muncul di dalam hati, yang kadang dengan sekuat tenaga kita berusaha mengelakkan dengan mengatakan “ dia belum halal bagi saya, saya harus menjaga diri “. Memang tidak mudah, tidak hanya dengan mengatakan kata – kata di atas angan – angan bisa kita cut tidak kita terus – teruskan.
Mungkin kalo secara theori sudah pada tahu semua, bahwa jika kita sedang di goda dan di ganggu oleh syetan kita wajib berlindung kepada Alloh dengan mengucapkan
“ a ‘udzubillah himinasysyaithoonirrojim “, dengan dibacakan kalimah tadi setan akan tunggang langgang lari meninggalkan kita. Tapi aneh dengan perasaan ini, sudah di bacakan kalimat “ a ‘udzubillah himinasysyaithoonirrojim “ berulang kali kok masih ada saja, dan semakin dinikmati semakin terasa nikmat.
Entah perasaan saya yang salah atau mungkin saya yang kurang serius, sehingga perasaan itu masih saja muncul, rasa yang membuat hati bergelora, bergejolak untuk memikirkan seseorang yang diidamkan. Seorang yang bagi seorang pemuda dapat menentramkan jiwa jika dipandang, baik akhlak dan tutur katanya.
Seorang pemuda mulai merancang dan mempersiapkan sesuatu hal untuk mendukung kelancaran perjalanan hidup keluarganya kelak, selain sebagai calon kepala keluarga tapi juga calon tulang punggung keluarga. Oleh karena itu lebih cenderung seorang pemuda lebih lambat dalam mengambil keputusan untuk menikah. Dia harus mempunyai persiapan sehingga saat dia sudah siap untuk menikah, dia tidak membebani kedua belah pihak, baik dari pihak perempuan maupun dari laki – laki nya sendiri.
Menunda – nundanya seorang pemuda untuk tidak segera menikah bukannya dia tidak mengikuti sunnah nabi untuk bersegera menuju kebaikan, tapi di butuh persiapan yang matang sebelum melangkah ke jenjang berikutnya. Persiapan lho………. Bukan mengulur – ulur waktu.
Bukannya seorang pemuda tidak ingin bersegera mengambil keputusan untuk menikah tapi ada satu kendala diatas yang biasanya berkaitan dengan adat dan norma setempat.
Seperti dalam nasyid yang berbunyi
Di hati ini hanya tuhan yang tau
Di hati ini aku rindu padamu
………………………………..
hanyalah kau gadis pilihannku.
10 Dzulhijjah 1428
Di tulis di Handy’s room, saat sakit DB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar